KEDIRI – Immortal Rites sebuah band ber-genre metal yang menggunakan Bahasa Kawi dalam lirik lagunya. Band yang digawangi Doni Wicaksono ini seringkali mengangkat cerita sejarah Kediri. “Saya belajar bahasa kawi atau kuadrat kediri itu otodidak dengan komunitas,” ujarnya. Saat ditemui di rumahnya Kamis (23/06) pagi. Pria kelahiran Kelurahan Bangsal Kota Kediri itu menceritakan awal mula dirinya menyukai sejarah dan arkeologi. Saat kecil Doni seringkali diajak sang ayah ke Goa Selomangleng, dari situlah ia mengenal arkeologi.
“Awalnya dari prasasti Puhsarang di Desa Titik itu prasasti terbesar di Indonesia dan menggunakan aksara kawi dari Kediri kuadrat,” tuturnya. Dari sinilah ketertarikan Doni untuk mempelajari lebih dalam aksara kuno tersebut bersama komunitas tapak jejaknya. Anak pasangan Moh. Rohekan dan Arin Ratnawati ini mengakui kesulitan saat mempelajari aksara kuno ini ialah masih sedikitnya lawan bicara, tak jarang untuk mengasah kemampuan Doni bersama komunitasnya membuat group WhatsApp dan mengobrol menggunakan Bahasa Kawi.
Selain suka dengan arkeologi dan sejarah, Doni merupakan vokalis band Immortal Rites. kelompok band metal yang sudah manggung di sejumlah kota besar di Indonesia bahkan hingga ke Johor Malaysia. Uniknya, lirik dari band tersebut menggunakan selain menggunakan Bahasa Jawa bahkan Bahasa Kawi.
“Album terbaru berjudulkan Batara Api bahkan saat promosi kita sempat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” ujarnya. Band ini juga sempat merilis album dengan judul Api Dari Timur, yang bermakna Kediri karena sebutan dari Kediri dikenal sebagai Kota Daha.
Lagu yang sering dibawakannya ialah Serpihan Api yang menceritakan pengibaran bendera pertama pasukan Kediri ketika menyerbu Singosari dengan membawa bendera berwarna merah dan putih. Lagu kedua berjudul Api Hitam mengisahkan raja Kediri ketika sebelum dikalahkan Ken Arok yang bernama raja Kertajaya. Merupakan raja terbesar Kediri setelah Jayabaya, yang digambarkan memiliki kekuatan yang sakti dan kaya raya, saking saktinya digambarkan raja Kertajaya duduk di atas tombak. “Harapannya ke depan Pemerintah Kota Kediri menjembatani agar bahasa Kawi Kuadrat Kediri ini dapat diajarkan ke sekolah-sekolah,” tutupnya.