KEDIRI – Pencemaran bahan bakar terjadi di sejumlah sumur warga, di Lingkungan Kresek Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren, tanpa terasa hampir satu tahun. Namun sepertinya belum ada solusi, karena hasil pemeriksaan tim ahli. Menyatakan sejumlah air sumur belum bisa dikonsumsi.
Pertemuan kembali digelar Senin (13/05) di rumah Abdullah Mubarrok selaku Ketua RT. Membahas perpanjangan masa normalisasi yang seharusnya selesai Februari lalu.
Dijelaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Imam Muttaqin. Terkait perpanjangan ini kemungkinann tidak akan lama. Mengingat hasil treatment yang telah dilakukan sudah menemui hasil yang cukup mengesankan
“Pada treatment yang kedua ini dilanjutkan normalisasi ini kita sampaikan kepada warga bahwa nanti tetap akan ada treatment lanjutan. Hasilnya TPH sudah menurun, yang awalnya 100 ribuan sekarang hanya 126 TPH-nya dan bahkan ada yang di bawah itu,” jelasnya
Keterangan di atas merupakan hasil pemeriksaan oleh tim ahli Institut Tekhnologi Surabaya (ITS). Ipung Fitri Purwanti mewakili pihak tim ahli menjelaskan. Bahwa treatment saat ini tidak hanya fokus ke area sumur terbuka akan tetapi sumur yang tertutup. Memang kendala utama dalam pemulihan ialah kontur air tanah yang berbeda beda
“Jadi memang saat ini pemulihan dijalankan di semua sumur. Dan dari ebaluasi kemarin yang menjadi kendala ialah air di sumur atau kontur sumur memiliki beberapa perbedaan. Jadi dispersent yang kita bubuhi tidak bisa menyebar dengan sempurna,” Ungkapnya
Dalam standarisasi kesehatan air, kadar maksimal TPH yakni 0,5. Jika nilainya berada di atas itu maka air masih belum laik untuk dikonsumsi. Inilah yang menjadi tantantan tersendiri bagi tim ITS agar proses normalisasi bisa sesuai dengan target
“Peraturan kita di peraturan air bersih kita itu enggak ada unsur TPH itu enggak berarti harus 0. Kalau yang di tempat lain negara lain itu 0,5 maksimal dan itu sudah berhenti sudah bisa digunakan dan aman untuk dikonsumsi,” jelas Ipung
Menyikapi hasil ini, Ketua Relawan Kesehatan (REKAN) Indonesia Jawa Timur, Bagus Ramadhan berpendapat. Pihaknya menyayangkan adanya keterlambatan pasokan air minum yang dikeluhkan warga. Ia menyebut pihak SPBU seharusnya bisa mencari alternatif penjual air minum lain agar pasokan kepada warga tidak terlambat
“Banyak solusi air minum, di Kediri juga ada distributornya. Jangan hanya beralasan, dan kami akan mengawal kasus ini hingga semuanya kembali normal. Juga akan meminta pertanggungjawaban secara hukum sesuai laporan kami ke Polres Kediri Kota,” jelasnya
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki