KEDIRI – Secara khusus Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri, Murdi Hantoro menghadirkan Ketua Ranting Turus Kecamatan Gamprengrejo, Sukamto dan kader PDI Perjuangan, Slamet Subagyo. Perlu dilakukan, karena keterangan diberikan pihak Bawaslu maupun Kepolisian, menyebutkan bendera dari partai lain.
Sebagai bentuk ucapan terima kasih, Slamet Subagyo diundang acara nonton bareng debat Calon Wakil Presiden, di Aula DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri, Jumat (22/12) malam.
Disampaikan Murdi Hantoro, bahwa pihaknya sangat menyayangkan pengerusakan banner Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pada Jumat dini hari.
“Kita menyayangkan pengerusakan yang terjadi. Mengingat sekarang sudah tahapan kampanye, sebetulnya gambar ini kan sebagai pengenalan kepada masyarakat. Kalau ada pengerusakan itu sangat disayangkan. Saya juga berterima kasih kepada masyarakat yang menangkap perusak itu lalu dibawa ke polsek. Artinya tidak sampai dihakimi sendiri, artinya diserahkan kepada yang berwenang,” jelasnya.
Didampingi Sukamto, Subagiyo menjelaskan bahwa sebagai kader PDI Perjuangan. Dirinya merasa sakit hati, karena setiap memasang bendera ukuran besar maupun kecil selalu hilang. Kemudian setiap memasang gambar Capres dan Cawapres disobek.
“Kita sudah kebakaran jenggot, bendera kemudian kita beli lagi lalu kita pasang. Kemudian kita tangkap, yang satu kelas 2 SMA dan yang dua mengaku kelas 3 SMP. Yang anak SMP mengaku anaknya petani dan yang SMA mengaku bapaknya kerja di bank. Mereka mengaku warga Kayen Kidul,” ucap Subagyo, usai nobar cawapres.
Ketika ditanya usai tertangkap mengaku untuk demo. “Demo apa? Terus mereka diam. Lalu ada petugas Kepolisian datang lalu saya serahkan kepada pak polisi. Sebenarnya kita tidak meminta apa-apa, kita hanya meminta ganti bendera. Yang besar 6 dan yang kecil ada 20 itu beli sendiri. Kalau banner dirobek pakai cutter atau apa begitu,” jelasnya.
Dijelaskan Sukamto, bahwa selama masa kampanye ini banyak banner yang sobek, mulai dari wilayah Gampengrejo hingga ke timur.
“Lalu kenapa bendera atau banner dipasang partai lain tidak dirusak. Padahal di wilayah Turus banyak terpasang. Hanya punya PDI Perjuangan saja yang dirusak,” jelas ketua ranting
Sukamto mengaku tidak mau menuduh siapa pelakunya dan yang terpenting, pihaknya sudah menyerahkan kepada pihak berwajib. “Kita tidak mau mengomentari atau menuduh siapa pelakunya. Sebagai Kader PDI Perjuangan, merupakan kewajiban menjaga segala bentuk alat peraga kampenye,” tegasnya.
Sebagai pengurus partai, Sukamto menyayangkan sikap Bawaslu dianggap tidak adil dan bersikap bijak.
“Tolong Bawaslu bersikap adil bijak dan bila ada kejadian di lapangan segera ditindak lanjuti. Agar tidak ada kesuudzonan yang terjadi. PDI Perjuangan terutama yang sering mengalami kerusakan. Yang kami takutkan terjadinya pengerusakan ini menjadi adu domba,” jelasnya.
Menegaskan keterangan di atas, Ketua DPC PDI Perjuangan menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pihak yang berwenang.
“Jika sudah diserahkan ke polsek, biar polsek yang menangani. Jadi biar kita tidak berprasangka buruk. Kita memang instruksikan seluruh kader partai mulai DPC hingga anak ranting untuk mengawasi APK yang dipasang,” jelasnya.
Seperti halnya harapan Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Dodi Purwanto. Murdi Hantoro juga berharap Bawaslu dengan serius menanggani masalah ini. “Kami berharap Bawaslu serius menanggani kasus ini sesuai aturan yang ada. Agar tidak terjadi kejadian serupa,” tegasnya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki