KEDIRI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kediri menerima audensi perwakilan Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kediri, Rabu (11/10). Pertemuan ini dihadiri Waka Polres Kediri, Kompol Ambuka Yudha Hardi dan Perwakilan Cabang Dinas Pendidikan.
Hal ini dilakukan pasca kejadian perundungan di SMPN 2 Kras, kemudian berlanjut sejumlah aksi oleh gabungan LSM menamakan diri Aliansi Dhoho Jayati. Ratusan guru olahraga dikabarkan kini telah menyiapkan diri. Dengan melakukan aksi tandingan dan siap melakukan pengerahan massa bila terjadi demo susulan.
Disampaikan Fadeli mewakili Pengurus PGRI, bahwa organisasi yang melindung profesi guru ini ingin meminta jaminan perlindungan hukum saat menjalan tugasnya. Bahwa tenaga pendidik ini juga diikat oleh aturan disertai sanksi.
“Kami ingin mencari ketenangan dalam menjalan kegiatan belajar mengajar dalam melaksanakan tugas. Kami membutuhkan jaminan perlindungan dalam batas ketentuan. Bahwa kami tidak minta diistimewakan, jika memang melanggar silahkan diingatka atau mungkin perlu dipidanakan atau perdata,” terangnya.
Namun bentuk ancaman dan intimidasi inilah menjadikan ketidaknyamanan saat ini dirasakan di kalangan tenaga pengajar. Ditambahkan Fadeli yang juga menjabat Kabid SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri. “Kami berharap semua pihak memahami dan selalu mampu menjaga koordinasi terkait pelaksaan tugas para guru,” jelasnya.
Dikonfirmasi usai pertemuan, Ketua DPRD Dodi Purwanto membenarkan bahwa kehadiran PGRI untuk menyampaikan harapan para tenaga pendidikan di Kabupaten Kediri.
“Ya kami mengundang PGRI untuk dengar pendapat, bahwa mereka berharap ada jaminan kepada tenaga pendidik dan kependidikan. Untuk sama-sama nyaman dalam kegiatan belajar mengajar dan telah diberikan jaminan oleh Polres Kediri,” ungkap Dodi Purwanto.
Pada pertemuan tersebut, diterangkan Ketua DPRD, dirinya juga menyampaikan terkait kode etik guru. Berharap keberadaan PGRI mampu melakukan pengawasan dan pembinaan jika ada oknum guru yang melanggar. “Tentu semua juga pasti ada yang tidak baik-baik saja, ada reward dan juga punishment,” ucap Dodi Banteng, sapaan akrab ketua dewan.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki