Pasca Pilkada Serentak, suasana di Balai Kota Kediri berubah drastis, serasa sunyi senyap. Ini berbanding terbalik di masa sebelumnya ketika Abdullah Abu Bakar kembali menjabat untuk periode kedua.
Pada hari Jumat kemarin, pada kantor pemerintahan ini terlihat sejumlah pejabat memilih menjaga jarak, bahkan beberapa menunjukkan senyum kecut saat berpapasan. Sementara yang lain, enggan menjawab telepon atau membalas pesan.
penulis : Nanang Priyo Basuki jurnalis kediritangguh.co
Pemandangan kontras, justru wajah-wajah sumringah dari kalangan ASN dan tenaga kontrak. Dari kejauhan pun telah melambaikan tangan sambil memanggil nama. Rumput di halaman depan pun terlihat tinggi dan seakan tidak terurus.
Lalu ada apakah pemandangan sangat kontras ini? Apakah mereka tidak menyangka Vinanda Prameswati dan Qowimudin Thoha bakal menjadi pasangan kepala daerah terpilih. Bahkan kabar terbaru, sejumlah satuan kerja terpaksa menggagalkan sejumlah acara telah disusun sebelumnya.
Mulai dari acara sosialisasi hingga pembinaan, patut diduga ujung dari kegiatan menggunakan uang rakyat ini merupakan bentuk ucapan terima kasih. Salah satu staf ASN pun membenarkan atas batalnya sejumlah acara dan hanya menyisakan kegiatan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kini yang menjadi pertanyaan, rumor kekuatan Balai Kota Kediri bakal mendukung Mbak Nanda dan Gus Qowim, sapaan akrab mereka, patut dipertanyakan. Padahal, sejumlah kepala dinas secara langsung telah menghadap salah satu ketua partai dan menyatakan siap memenangkan pasangan calon nomor urut 1.
Salah satu politisi senior di Kota Kediri pun hingga menyatakan bahwa ‘mereka’ para pengkhianat. Ucapannya tidak sesuai komitmen di lapangan dan besar kemungkinan meragukan kemampuan tim Koalisi Kediri Mapan.