Sejumlah plesetan PPKM, jangan dianggap bentuk protes kepada pemerintah. Bila tujuannya naikkan imun, daripada warga malah rewel. Minta perhatian lebih di luar kemampuan duit negara. Pelan-Pelan Kita Menjauh, Pernah Percaya Kemudian Menyesal, Pernah Perhatian Kemudian Menghilang, Para Pejabat Korupsi Miliaran, Pinter Pinter Kibulin Masyarakat, Pernah Patah Karna Mengalah.
Kabar resminya pemerintah putuskan perpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga tanggal 16 Agustus 2021. Sebenarnya telah diprediksi meski rakyat tidak berani menegaskan bahwa pemerintah apakah tidak mampu. Halnya sempat muncul pertanyaan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang mengumumkan perpanjangan. Kenapa bukan Menteri Kesehatan atau Kepala BNPB karena dianggap bencana nasional. Atau bayangkan yang umumkan sosok Panglima TNI.
Kembali soal PPKM, artinya masyarakat telah paham aturan untuk menjalani kehidupan baru. Semoga tidak lagi terdengar “kita makan apa” atau “kuota vaksin penuh”. Selain ketersediaan vaksin, bantuan sosial sekedar saran untuk jumlah dikalilipatkan. Soal keampuhan vaksin, semoga ini bukan lagi tahapan testing atau masih dalam uji coba. Muncul pula istilah tracing, apakah benar telah dijalankan? atau sekedar tracing-tracingan.
Catat terakhir semoga tidak muncul klaster baru. Bila melihat sejumlah keterangan betapa bahayanya jenis varian baru ini dan mampu merengut nyawa dalam hitungan hari. Artinya, cukup berkumpul beberapa orang kemudian diantaranya terjangkit. Apalagi masih terlihat sejumlah orang nongkrong, semoga tidak muncul klaster sesuai nama-nama warung kopi.
#jagakesehatan
#ppkmdiperpanjang