KEDIRI – Seiring usainya musim giling dilakukan PTPN Persero X PG Pesantren Baru. Isu miring kini beredar dikalangan penggiat peduli lingkungan, Limbah Jadi Rupiah. Bukan sampah diolah menjadi berkah. Namun sindiran ini lebih mengarah ke sejumlah oknum. Mulai pertanyaan kenapa hanya segelintir media yang memberitakan. Kemudian lambannya penangganan kasus limbah telah puluhan tahun terjadi.
Saat dikonfirmasi perkembangan kasus temuan limbah dianggap berbahaya, Kapolres Kediri AKBP Wahyudi melalui Kasat Reskrim AKP Girindra Wardhana menyampaikan telah ditangani Unit Pidana Khusus. “Silahkan konfirmasi ke Pak Bambang (Kanit Pidsus, red),” tulis Kasat Reskrim saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, seiring gencarnya pemberitaan hingga sejumlah relawan peduli lingkungan turun ke lapangan. Sungai Kresek biasanya menggalir cukup deras disertai air warna hitam dan bau kurang sedap, mendadak berhenti. Namun tidak saat malam hari menjelang dini hari, terlihat air mengalir. Kemudian menjelang pagi hingga sore menyisakan basah pada aliran sungai.
“Mohon maaf saya lagi sakit gigi, terpaksa ada tiga gigi harus dicabut. Anak buah yang ke lapangan untuk ambil air sampel dan akan segera dibawa ke laboratorium,” ucap Kanit Pidsus Satreskrim, Ipda Bambang saat dikonfirmasi lewat telepon seluler-nya. Apakah ini artinya kali kedua mengambil sampel air diduga limbag dari pabrik gula? Atau yang dulu belum diperiksakan ke laboratorium? Sementara masa giling dijadwalkan selesai dalam Minggu ini.
“Paling sanksi diberikan cuma administrasi tidak sampai mengarah pidana. Cukup berikan ganti rugi kepada warga atau serahkan CSR melalui pemerintah kota atau melalui kepolisian,” ucap salah satu relawan penggiat lingkungan, yang tiga tahun lalu turut mengevakuasi ratusan ikan pembersih kaca ditemukan mati keracuan di aliran sungai berada di wilayah Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kota.