KEDIRI – Tagline Kediri Berbudaya tidak hanya sebatas tulisan belaka. Namun, Pemerintah Kabupaten Kediri di bawah kepimpinan Bupati Hanindhito Himawan Pramana, menunjukkan keseriusan. Dalam mengaplikasikan dan melestarikan nilai-nilai budaya dalam setiap kegiatan melibatkan semua elemen masyarakat.
Seperti dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, melakukan edukasi terhadap generasi muda berlangsung di SMAN 1 Ngadiluwih, Rabu (22/11). Mengenalkan beragam jenis dan macam cagar budaya. Hal ini dinilai efektif, mengingat siswa sekolah masih memiliki jiwa semangat yang tinggi untuk belajar sejarah dan cagar budaya.
Hal ini disampaikan pihak Disparbud melalui Kabid Sejarah dan Purbakala, Eko Priatno saat memberikan materi. Terkait penggalakan cinta dan bangga sebagai warga Kabupaten Kediri.
“Jadi kita agenda hari ini tujuannya ialah untuk melakukan pengenalan cagar budaya kebetulan ini merupakan agenda tahunan, mengenalkan potensi cagar budaya yang ada di Kabupaten Kediri ke generasi muda. Intinya kegiatan ini menekankan kepada siswa siswi agar mereka merasa bangga akan nenek moyang dan sejarah budayanya dan dapat memupuk rasa cinta terhadap Kediri,” jelas Eko
Bangga Kabupaten Kediri

Program ini disambut hangat pihak SMAN 1 Ngadiluwih selaku tuan rumah. Meski di tengah keterbatasan fasilitas yang ada. Pihak sekolah sangat senang dan optimis bahwa anak didiknya akan memiliki semangat juang dalam melestarikan budaya,
“Sekolah support sekali dengan keterbatasan yang ada kita teap mendukung kegiatan ini dan kami rasa kegiatan ini sangat bermanfaat untu siswa sisiwi kita. Kelihatannya dari siswa siswi ini sangat berminat untuk belajar budaya karena beberapa kali kita berhasil menjuarai kegiatan kegiatan seperti ini atau lawatan sejarah” terang Ali Sodikin selaku Waka Bidang Humas SMAN 1 Ngadiluwih
Ada beberapa materi menarik yang disampaikan dari sejumlah narasumber. Salah satu disampaikan Sigit Widyatmoko pemateri dari Kampus UNP Kediri yang juga menjabat Sekretaris tim Cagar Budaya Kabupaten Kediri. Menekankan siswa agar tahu dan sadar terhadap cagar budaya dan peraturan hukum yang melindunginya.
“Saya pribadi hanya mengenalkan cagar budaya dengan harapan para peserta memahami secara jelas tentang apa itu cagar budaya jenis jenis cagar budaya dan apa yantg boleh dilakukan dan tidak dilakukan terkait dengan cagar budaya sesuai dengan undang undang yang ada” jelas Sigit Widyatmoko
Lebih lanjut, Sigit juga menjabarkan bahwa saat ini memang terjadi dualisme modernisasi dan kebudayaan lokal. Maka dari itu, ia menekankan bahwa guru guru di sekolah agar memberikan projek kepada siswanya tentang akulturasi teknologi dan budaya. Sehingga budaya bisa terbungkus menjadi lebih menarik,
“Yang terpenting untuk saat ini ialah adanya kolaborasi antara teknologi dengan culture. Jadi ada proses akulturasi disitu. Jadi harus ada penggalian penggalian budaya yang bisa diselaraskan atau diakulturasikan dengan adanya teknologi, mungkin ini bisa ditekankan kepada guru guru dengan memberikan tugas kepada siswanya, sehingga ini akan menjadi hal yang menarik untuk generasi muda khususnya anak anak sekolah” tegasnya
Terakhir, Sigit selaku Sekretaris Tim Cagar Budaya berpesan kepada generasi muda agar tidak melupakan cagar budaya. Alasannya cagar budaya merupakan sebuah karakter suatu bangsa,
“Bagi adik-adik yang sedang belajar tolong tidak jemu jemu untuk meggali budaya baik itu yang benda maupun tidak benda karena budaya itu adalah karakter bangsa. Kalau karakternya hilang maka kita akan kehilangan jati diri,” tegasnya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki