KEDIRI – Benarkah Kediri adalah kota angker bagi pejabat tinggi negara? Apakah mitos ini benar bila kemudian dua Presiden dilengserkan? Juga usai sambangi Kota Kediri, Ketua Umum PPP saat itu, Romahurmuziy, terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.
Ikan busuk dimulai dari kepalanya maka harus langsung dipotong, kutipan kalimat pernah diucapkan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. Kabar terbaru, belum sempat menjabat Kapolda Jatim, Irjen Pol Teddy Minahasa tersandung masalah sindikat peredaran narkoba.
Sebelumnya, atas tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan suporter Arema. Sedikitnya 28 anggota Polri menjalani pemeriksan kode etik. Diantara 9 perwira Polri dinonaktifkan Kapolda Jatim saat itu dijabat Irjen Pol. Nico Afinta, mencopot AKBP Ferli Hidayat dari jabatan Kapolres Malang.
Namun tak berselang lama, justru Irjen Pol. Nico Afinta juga dicopot jabatannya diduga turut bertanggungjawab atas tragedi Kanjuruhan ini. Yang masih hangat diperbincangkan, kasus menimpa eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Dianggap berdampak kepercayaan publik terhadap Polri. Padahal Polri termasuk garda terdepan saat penangganan Covid-19 dan mengawal bantuan sosial.
Salah satu paranormal di Kediri enggan disebutkan namanya. Saat ditemui Jumat (14/10), angkat bicara terkait internal Polri seakan tidak lepas dari badai. “Apakah ini termasuk mitos bila Kediri merupakan wilayah wingit? Tentu kita semua masih ingat saat Kapolri pada awal Agustus lalu berkunjung ke sini,” ucapnya.
Memang benar, Kapolri secara khusus hadir di Pondok Pesantren Al Falah Ploso dan Pondok Pesantren Lirboyo, pada Sabtu (06/08/2022). Padahal, selain memberikan motivasi kepada para santri, kunjungan orang nomor satu di tubuh Polri ini menjalin silaturahmi kepada para kyai sepuh. “Ingat dua Presiden di republik ini, Soekarno dan Gus Dur, datang ke Kota Kediri kemudian diturunkan dari kursi Presiden,” terangnya.
Bahwa mitos seakan Kota Kediri dianggap daerah yang wingit. Hingga muncul istilah pula, bagi siapapun pejabat yang menjabat di Kota Kediri. Bila berani mencari harta dengan cara yang tidak halal. Maka saat dia keluar dari Kota Kediri, bakal tidak punya apa-apa.
“Bila berani membawa keluar harta yang didapat dari Kota Kediri, dipercaya akan mendapat balak, dimiskinkan atau terburuk mendekam di penjara,” imbuhnya. Pun demikian, terkait mitos ini, dia pun berpesan untuk selalu mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Editor : Nanang Priyo Basuki