KEDIRI – Awalnya adalah satu ketertarikan yang sama dari pasangan suami istri ini. Bagaimana memberikan karya nyata menyelamatkan bumi dari sampah plastik yang tidak bisa dihancurkan meski terkubur ribuan tahun. Akhir pekan ini kami berkunjung ke rumahnya, berada di Jalan Karya Tani 01 Lingkungan Waung Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto, Terlihat pasangan Shintia Puspita Sari dan Bambang Setiaji sedang memilah sampah dibantu anak perempuannya.
Mereka kemudian mendirikan Komunitas Zerowaste Kediri didirikannya pada tahun 2018. Komunitas ini membuat ecobrick yang memanfaatkan limbah plastik yang dipotong lalu dimasukkan dalam botol hingga keras layaknya batu bata. Layaknya pahlawan sampah plastik, hari-hari mereka disibukkan memproduksi.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang memulai. Kita bergerak mengajak orang dan mengadakan trainer online. Karena selama ini mereka hanya belajar dari YouTube tidak paham filosofi dan harusnya beratnya berapa sehingga bisa padat,” ujar Shintia.
Beberapa sekolah pun telah mengundang Shintia dan Bambang untuk menjadi trainer, berawal ketertarikan misi menyelamatkan bumi dari sampah plastik. Perlu diketahui bahwa membuat ecobrick terbilang sederhan. Botol plastik bekas, bambu untuk memadatkan dan timbangan untuk menimbang berat plastik.
“Meskipun sampah sudah dipilah tapi saat di TPA tetap dicampur. Makanya kita memanfaatkan sampah plastik. Jikapun plastik ditimbun tetap berbahaya dan kalau dibakar menjadikan udara beracun,” ungkap Bambang Setiaji. Mereka pun telah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) dan Komunitas 3R memiliki kegiatan membersihkan sungai dan alam.
Erobick Bahan Multi Guna
Ecobrick ini tidak hanya di Indonesia saja, bahkan telah berkembang di seluruh dunia. Untuk membuat ecobrick, sampah plastik haruslah kondisi bersih. Sehingga saat dimasukkan ke dalam botol, tidak ada sisa makanan ataupun air yang bisa menyebabkan jamur. “Kami menerapkan ini dari diri sendiri, ecobrick ini fungsional banget. Bisa dibikin tempat duduk dan lain sebagainya, karena padat dan kuat,” imbuh ibu satu anak ini.
Bahkan ecobricker produksi Negera Inggris, dia mencontohkan. Bisa disulap menjadi sofa, beragama bentuk meja bahkan tempat tidur. Selain itu di Negara Spanyol, menjadi bahan utama membuat rumah. “Rencananya kita juga mau bikin rumah bumi di beberapa tempat. Termasuk juga dindingnya dimodel seperti dome,” jelas Bambang.
Pembuatan ecobrick ternyata juga bisa didaftarkan melalui website resmi ecobrick kemudian keluar nomor seri. Semisal nomor 90005, itu artinya ecobrik ke 90.005 yang dibuat di dunia. “Sadar dulu bahwa plastik itu berbahaya jangan dibuang sembarangan. Bahaya sekali ketika terkena air, tanah maupun dibakar,” ucap pendiri Komunitas Zerowaste ini.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki