KEDIRI – Setelah melalui proses cukup lama untuk mendapatkan penjelasan, akhirnya pihak PTPN X PG Pesantren Baru berkenan ditemui melalui Hasan Mursid. Selaku Assisten Manager Urusan Lingkungan, berkenan dikonfirmasi di ruang kerjanya pada Selasa (14/09). Didampingi sejumlah staf, menjelaskan bahwa melubernya air ke Jalan Mauni dikarenakan curah hujan cukup tinggi. Seperti pernyataannya kepada sejumlah media, ditegaskan bahwa limbah tersebut tidak mengandung bahan kimia dan aman bagi masyarakat.
“Karena curah hujan dimana kapasitasnya tidak memadai kemudian masuk ke saluran buang. Bahwa air ini fungsinya sebagai pendingin pada sistem kondensor dimana temperatur mencapai 40 derajat. Bahwa kami sudah klarifikasi ke Polres, air ini tidak mengandung bahan kimia, apalagi saya merupakan pelaku di dalamnya,” jelas Hasan Mursid.
Saat kejadian Minggu malam, dia mengakui saat itu alat dimiliki juga tidak mampu sehingga air hingga masuk ke saluran air berada di tepi jalan raya. “Akhirnya kami hentikan giling, begitu hujan selesai air kemudian surut, kemudian kita sedot dan kita kerahkan PMK untuk membersihkan sisa kotoran,” terangnya.
Dia mengaku bahwa pembersihan dan pemeriksaan rutin dilakukan, bahwa termasuk mengambil sampel air dilakukan tim quality ensurance dimiliki PG. Pesantren. “Setelah kejadian, kami berusaha antisipasi meski resiko seperti ini bisa saja terjadi. Endapan air pada tanah yang menimbulkan bau kurang sedap karena kadar COD-nya masih tinggi,” jelasnya, saat disinggung soal bau amoniak.
Meksi demikian, pihak Satreskrim Polres Kediri Kota tetap tegak lurus melakukan penyelidikan. Kabarnya air diambil dari lokasi kejadian di bak penampungan, kini dalam proses pemeriksaan di laboratorium. “Proses masuk laboratorium sesuai petunjuk pimpinan,” ucap Kanit Pidsus, Ipda Bambang saat dikonfirmasi Selasa siang.
Editor : Nanang Priyo Basuki