KEDIRI – Bagi Iptu Heryda Setya Mark Wembo, pejabat baru Kasat Intelkam Polres Kediri Kota, bahwa Kota Kediri bagi perwira kelahiran Jombang tidaklah asing. Karena Kota Kediri merupakan tanah kelahiran istrinya, tepatnya warga Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren.
Dia mengaku serasa mendapatkan berkah, bisa berdinas di Polres Kediri Kota dan bisa dekat dengan keluarga.
“Kalau libur, pulang ke Kediri. Saya bersepeda melewati Alun-Alun dan terminal lama. Namun terkadang ada kesibukan Sabtu-Minggu tidak bisa pulang. Tapi saya usahakan minimal pulang 1 bulan sekali,” ucap ayah tiga anak ini.
Terkait jabatan baru yang diemban, dirinya berharap bisa beradaptasi dan berkontribusi maksimal. Demi mewujudkan wilayah hukum Polres Kediri Kota yang guyub rukun dan aman terkendali.
Rupanya polisi bukanlah tujuan di masa mudanya, Iptu Heryda sempat bercita – cita ingin menjadi duta besar atau pengacara demi bisa tampil di televisi. Tak pernah terlintas dalam benaknya untuk bergabung dengan Korps Bhayangkara, hingga suatu kejadian kecil saat SMA mengubah hidupnya.
“Saya ditilang karena melawan arus waktu SMA. Sejak itu terpikir untuk menjadi polisi. Awalnya hanya ikut-ikutan teman yang mendaftar, tapi akhirnya saya diterima,” kenangnya.
Diterima sebagai anggota Polri di tahun 2004, dia pun ditempatkan di unit Intelkam yang menangani bidang Keamanan Negara hingga 2018. Setelah menjalani pendidikan perwira selama setahun, ia dipindahkan ke bidang Keamanan Khusus, sebelum akhirnya beralih ke bidang Sosial Budaya.
Selama 20 tahun pengabdian di Ditintelkam Polda Jawa Timur, Iptu Wembo banyak belajar memahami tokoh masyarakat, mengenal jaringan-jaringan, dan memecahkan masalah. Pengalaman itu menjadi bekal bertugas di Kediri.
Dia pun di kalangan Perwira, mendapat julukan Polisi Bawah Tanah, karena sebelum berpangkat perwira seakan menghilang di atas bumi. Samun sejumlah penugasan diberikan pimpinan, mampu dijalankan dengan baik.
Atas bentuk kerja keras inilah, menjadikan Iptu Wembo mendapatkan kesempatan menimba ilmu intelijen di London Inggris pada pertengahan tahun 2023 lalu.
“Alhamdulillah pernah kesana ada pelatihan khusus untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu terkait dengan intelejen selama 3 bulan,” ujarnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan Editor : Nanang Priyo Basuki