KEDIRI – Berdasarkan data dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Kediri, sebanyak 1345 orang terdaftar sebagai Calon Jamaah Haji (CJH), dimana 1320 masuk kloter reguler. Didukung tiga orang sebagai Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), tiga orang kyai, sembilan petugas kesehatan, enam Tim Petugas Haji Daerah (TPHD) serta 4 orang pembimbing. Dari jumlah di atas, terdapat jamaan telah lanjut usia (lansia).
Terkait jumlah lansia terdaftar sebagai CJH, disampaikan Paulo Jose Ximenes selaku Humas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kediri dari 66 orang, dipastikan 45 orang resmi berangkat ke tanah suci.
“Lansia menurut data kemenag berjumlah 66 dengan rentan usia 85 tahun ke atas. Namun dipastikan 45 orang, karena terkendal tidak ada pendamping dari keluarga dan melakukan pelunasan,” terangnya, saat dikonfirmasi Jumat kemarin.
Lalu bagaimana kesiapan tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri terkait harapan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana kepada lansia, agar mendapat perhatian khusus? Dijelaskan dr. Ahmad Chotib, plt. Kadinkes Kabupaten Kediri, bahwa di setiap kloter terdapat tiga tenaga medis, terdiri satu dokter dan dua perawat. “Selain dokter dan dua perawat di setiap kloter, panitia haji juga telah menyiapkan disebut Balai Kesehatan Haji Indonesia,” jelasnya.
dr. Ahmad Chotib membenarkan jika sebelumnya tim medis ini tergabung dalam petugas haji mendapatkan pelatihan khusus. ”Tenaga medis, akan mewaspadai terutama jamaah haji yang memiliki resiko tinggi di bidang kesehatan,” terangnya. Sebelum berangkat, CJH akan kembali dilakukan pemeriksaan kesehatan di asrama haji
Lalu bila jamaah haji meninggal di tanah suci? “Sesuai standard operasional, jika ada jamaah haji meninggal itu sudah menjadi kewenangan daripada mazhab yang mengurus pemakamannya. Jamaah haji yang meninggal di sana, tidak ada yang dibawa pulang, harus dimakamkan di sana,” imbuhnya.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki
