KEDIRI – Semangat dan tekad yang tinggi membuat pasangan suami istri (pasutri) tak padam dalam berkarya. Mulai dari merajut, menjahit bahkan membuat tas dari bahan plastik mereka kerjakan. Sujinah dan Sugito merupakan warga RT. 03 RW. 01 Dusun Kebonagung Desa Wonojoyo Kecamatan Gurah. Meski keduanya terpaksa memakai alat bantu karena sakit polio sejak kecil, tidak membatasi dalam beraktifitas.
Sujinah harus duduk kursi roda, lalu suaminya memakai tongkat krek, saat ditemui di rumahnya, Sabtu kemarin. Hasil pernikahan mereka memiliki satu buah hati bernama Qurrota A’yunin, kini duduk di bangku Kelas 11 MAN 2 Purwoasri. Sempat ingin merasakan bangku kuliah tetapi orang tua Sujinah mengijinkan dikarenakan keadaan fisik.
“Awal mula, setelah tamat sekolah SMA aku ingin kuliah. Tapi sama bapak tidak diperbolehkan karena keadaan difabel. Terus akhirnya disuruh di rumah ikut les jahit,” ucapnya. Berbekal ilmu menjahit, Sujinah akhirnya menguasai merajut, daur ulang, menjahit dan bordir.
“Terus terang mana yang ada. Seumpama ini tidak ada, yang penting bisa dibuat beli beras,” tambahnya. Kalau menjahit, Sujinah dibantu suaminya yang juga mahir. Selain itu, Sugito juga memiliki keahlian memperbaiki mesin jahit dan membuka jasa service di rumah. “Semua saya pelajar secara otodidak,” tutur Sugito.
Selain suaminya, anak perempuan juga turut membantu dalam menyelesaikan sejumlah pesanan. Karena pandemi ini, pasutri ini mengaku harus memutar otak agar bertahan hidup bersama keluarga. “Kendala semenjak pandemi, jahitan sepi dari konsumen. Akhirnya saya membuat masker yang di tengahnya terpasang konektor. Lalu pesanan berdatangan termasuk dari salah satu toko besar,” terangnya.
Lalu bagaiman kisah perjodohan mereka, baik Sujinah maupun Sugito membenarkan jika keduanya bertemu pada tempat yang tidak direncanakan. Pada lokasi pelatihan di Bangil Pasuruan milik pemerintah propinsi. “Kala itu saya dikirim Dinas Sosial mengikuti studi banding. Lalu bapak juga sama berasal dari rombongan Mojokerto. Akhirnya dipertemukan, bagai pepatah jika jodoh memang tidak kemana-mana,” ucap Sujinah sambil tersenyum.
Jurnalis : Yusril Ihsan
Editor : Nanang Priyo Basuki