KEDIRI – Bermain ngeyel dengan memanfaatkan lebar lapangan untuk menusuk dari sejumlah lini pertahanan lawan. Namun target menang di kandang tak terwujud bagi anak-anak Persik Kediri. Sejumlah peluang emas terbuang sia-sia dan Coach Javier Roca mengakui kemampuan finishing menjadi catatan khusus.
“Saya biasanya tidak pernah menilai kemampuan pemain karena ini tentang tim. Namun kami aku, banyak sekali peluang dan kita unggul menekan lawan,” ucapnya usai pertandingan, Minggu (31/07).
Lanjutan BRI Liga 1 mempertemukan tim tuan rumah Persik Kediri dengan Bhayangkara FC di Stadion Brawijaya Kediri berlangsung panas sejak menit awal. Kedua tim saling memperagakan kemampuan tim dan skill individu untuk meriah poin penuh. Namun rupanya Macan Putih belajar dari pertandingan pertama, tidak ingin kecolongan gol di menit awal, memilih menyerang dari sejumlah lini.
Turunkan Kekuatan Baru
Menurunkan formasi baru sangat terkesan Macan Putih memiliki daya gedor lebih kuat seperti dijanjikan Coach Roca saat laga tersebut. Permain cepat dengan variasi umpan pendek, membuat pertahanan Guardian dibuat kalang kabut. Gol kemenangan diraih setelah Abiyoso dijatuhkan di kotak terlarang menit 15. Sebagai algojo, Renan da Silva bermain luar biasa sepanjang pertandingan, mampu menjebol gawang tim lawan dijaga Awan Setho.
Namun kemenangan ini tak bertahan lama, serangan balik dibangun dari sayap kanan, mantan pemain Persik yang kini berkostum Bhayangkara, Youssef Ezzejjari lepas dari pengawalan. Tendangan keras di dalam kotak pinalti, menjebol gawang Persik dijaga Dikri Yusron.
“Saya bangga atas dukungan suporter begitu luar biasa, namun dengan hasil ini saya merasa sedih karena saya anggap kita kalah. Kita lebih unggul dari lawan, banyak sekali peluang. Pukulan pertama kita menang, namun pukulan kedua malah kita telat satu detik menggawal Yousssef,” terang Javier Roca dalam sesi pers conference.
Editor : Nanang Priyo Basuki
Bagikan Berita :
