KEDIRI – Pancaran mata penuh semangat dan begitu ramah saat kali pertama disapa, terlihat pada Yuyun Suswati, salah satu penjahit di lapak Pasar Pahing Kota Kediri ditemui Kamis (06/05). Tanpa terasa telah 18 tahun dia menekuni usaha menjahit, didampingi sang suami Usman, juga memiliki keahlian yang sama.
“Awalnya saya les jahit dulu saat usia remaja sambil kerja, sekarang buka jahit sendiri. Saya sudah 18 tahun bekerja sebagai penjahit di sini dan telah dikaruniai tiga anak. Suami saya, Pak Usman juga membuka usaha jahit di sini selama 10 tahun lebih. Dibanding Bulan Ramadhan tahun lalu, untuk kali ini lebih ramai karena sehari saya bisa mendapatkan uang mencapai 100 ribu,” ucapnya.
Saat awal masa pandemi, dia pun merasakan dampak betapa sepi hingga beberapa hari pernah tidak menjahit karena tidak ada yang garapan. Berkah lain dirasakan, kini anak pertamnya telah bekerja di pabrik rokok di Kediri, kemudian anak nomor dua telah memasuki Semester IV di Politehnik Kediri dan yang terakhir akan lulus SMA tahun ini.
“BIla hari biasa, hanya setengah hari sampai jam 12 siang namun kalau menjelang lebaran ya sampai habis semua jahitannya. Karena kita tidak enak ditunggu oleh pemilik jahitannya. Saya juga melayani vermak baju atau celana,” terangnya menuturkan suka duka.
Lalu berapa sewa lapak pada pasar milik pemerintah kota ini? Yuyun Suswati setiap hari dikenakan restribusi Rp. 1.000 / hari kemudian membayar biaya kebersihan Rp. 2.000 / bulan. “Ini baru naik sebelumnya 500 rupiah per hari untuk restribusinya,” ungkapnya. Dia juga bercerita bahwa anak keduanya memiliki hobi memancing di sungai, atas hasil tangkapan didapat ini kemudian dijual dan uangnya diserahkan padanya. (dum)