KEDIRI – Seiring dua tahun berdirinya SMA 5 Taruna rupanya menimbulkan keresahan bagi warga desa setempat. Hal ini disampaikan Supriyo mewakili warga yang juga Ketua Dewan Pengawas Sahabat Mboro Jarakan (Saroja). Telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Polres Kediri Kota untuk menggelar aksi di bekas gedung SMA Negeri 5 Kota Kediri.
Kenapa baru sekarang protes? Bahwa faktanya tidak jaminan kuota bagi warga setempat atau siswa asli Kota Kediri yang mendapatkan jalur khusus. Selain itu, biaya untuk masuk ke sekolah tersebut dikabarkan terlalu tinggi. Kemudian bila ingin menjadi Prajurit TNI Angkatan Darat, tidak ada jaminan langsung diterima dengan jalur khusus.
“Kami beberapakali telah berusaha mengajukan audensi kepada Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Kediri, namun selama ini tidak direspon. Bahwa warga kami juga membutuhkan pendidikan yang cukup. Jangan terus kami menjadi tamu di rumah kami sendiri. Setidaknya dengan adanya SMA Negeri 5 atau disingkat Smala, memberikan kuota bagi warga kota ingin masuk sekolah negeri,” tegas Suprio dikonfirmasi Jumat (11/03).
Rasanya tidak ada kebanggaan bagi alumni Smala bila ternyata tempat mereka mencari ilmu, kini almamaternya tidak ada. “Padahal di Kota Kediri, telah berdiri dua perguruan tinggi negeri. Kemudian muncul program SMA Taruna dan bahkan kini telah diberi hibah lahan lebih luas. Tentunya menjadikan kami warga Kelurahan Pojok sangat sakit hati,” jelasnya.
Ditegaskan Prio, kenapa tidak berjalan dulu SMA Taruna ini kemudian didirikan pengganti untuk SMAN 5. Yang terjadi justru mendapatkan hibah lahan dan dibangunkan gedung yang cukup megah. “Dua kali dalam pertemuan kami dengan Bapak Wali Kota, siap menyediakan lahan dan membangunkan Smala. Namun keputusan ijin tersebut kini ditangan propinsi. Coba jika sma lain nasibnya seperti Smala? Mau ngomong apa?,” jelasnya.
Sesuai isi surat, maka Saroja akan bersama perwakilan Alumni Smala akan menggelar aksi di depan SMA Taruna pada Rabu, 16 Maret nanti. Tuntutannya agar dibangunkan SMA pengganti atau bangunan bekas Smala akan direbut. “ Kami juga butuh ilmu, jangan kemudian muncul isu dunia pendidikan dijadikan ajang bisnis oleh oknum-oknum,” ungkapnya, akan turun sebagai korlap.