KEDIRI – Memasuki musim penghujan, Tim BPBD Kabupaten Kediri sesuai perintah Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana diminta kesiapsiagaan dalam penangganan bencana. Sejumlah titik dianggap berpotensi diharapkan tidak lepas dari pemantauan. Disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Kediri, TNI dan Polri siap digerakkan bila kemudian ada kejadian tidak diinginkan.
Ditemui di ruang kerjanya, M. Syaifudin Zuhri, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kediri, Senin (08/11). Membenarkan bahwa pihaknya tengah antisipasi terjadinya fenomena La Nina. “Ada peningkatan sebelumnya 40$ kini mencapai 70%. Kami harus melakukan antisipasi dengan mitigasi struktural dan mitigasi non struktural,” terangnya.
Banjir bandang dan luapan air kini menjadi fokus bersama satuaj kerja lainya termasuk dengan relawan Desa Tangguh Bencana (Destana). “Kami terus menjalin komunikasi terkait cuaca dan perubahan iklim serta saling bertukar informasi atas kejadian di sekitar kita,” ungkap Syaifudin Zuhri.
Normalisasi sungai kini terus dikerjakan tim PUPR, begiutjuga gerakan reboisasi khususnya di Lereng Gunung Wilis juga telah dilakukan bersama Perhutani. “Kami berharap kejadian di Batu Malang tidak terjadi di Kabupaten Kediri. Kami juga minta tidak melakukan alih fungsi hutan. Karena hutan sebagai penyimpan air dan jangan diganti dengan tanaman produktif,” harapnya.
Bahwa bencana alam kini menjadi urusan bersama, jika kita menjaga alam maka alam akan menjaga kita. Adapun di wilayah Barat Sungai Brantas, BPBD memantau enam sungai. “Terdapat tiga kecamatan, Banyakan, Grogol dan Tarokan. Kami sudah membentuk tim Siaga Destana. Desa yang rawan ancaman banjir di Desa Maron, Sumberduren, Kalipang dan Parang,” imbuhnya.