KEDIRI – Maraknya jalan berlubang di Kabupaten Kediri disinyalir salah satunya angkutan truk melebihi batas tonase. Operasi gabungan digelar pagi hingga siang hari dianggap kurang efektif dan tidak menjadikan efek jera. Tindakan tegas dan tanpa pandang bulu, seharusnya segera diterapkan seperti disampaikan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat mendapat pertanyaan di acara Jumat Ngopi, bertempat di Pendopo Panjalu Jayati.
Menginggat, seperti disampaikan warga Desa Manggis Kecamatan Ngancar langsung kepada orang nomor satu di Kabupaten Kediri. Pada tengah malam hingga menjelang dini hari, sejumlah truk besar terlihat lalu lalang dan ini menjadikan jalan menjadi rusak.
“Tolong Pak Sekda ini dicatat dan disampaikan kepada Kepala Dinas Perhubungan dan Kasatpol PP untuk mengecek langsung termasuk keberadaan lokasi galian C. Saya tidak ingin jalan yang telah kita bangun menjadi rusak karena angkutan melebihi tonase,” ucap Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri.
Sebelumnya pada Jumat pagi, digelar operasi gabungan melibatkan Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, Satlantas Polres Kediri dan Sub Den Pom V/2-2 Kediri bertempat di Jalan Raya Kediri – Blitar. Hasilnya, hanya melakukan penindakan terhadap 4 kendaraan truk yang kedapatan melanggar.
Disampaikan Joko Suwono selaku Kepala Dinas Perhubungan, sasaran operasi memang fokus pada jalan tersebut. Pihaknya, pada operasi tersebut telah memberikan pembinaan terhadap 55 truk membawa angkutan galian C karena tidak sesuai dengan aturan pemuatan dan dimensi.
“Selanjutnya kami laku pembinaan berupa semua armada wajib memasang terpal penutup muatan. Pengarahan tentang uji berkala dan pengarahan kendaraan yang over dimensi,” jelas Joko Suwono, Jumat (03/01).
Dia pun membenarkan bahwa salah satu faktor menjadikan kerusakan fasilitas jalan dan juga kerusakan pada kendaraan, karena over dimensi ini. Adapun hasil operasi gabungan ini, hanya melakukan penindakan tilang secara elektronik terhadap 4 kendaraan truk. Masing-masing 2 truk karena tanpa tutup terpal dan 2 truk yang telah mati uji kir.
editor : Nanang Priyo Basuki