TULUNGAGUNG|dumas – Kasus dugaan karyawan pabrik Rokok Mustika di Desa Gesikan, Tulungagung terpapar virus corona atau covid-19 dikhawatirkan menjadi klaster baru Jawa Timur. Sebab, pabrik tersebut bertetanggaan dengan pabrik rokok lain yang lebih besar jumlah karyawannya. Kekhawatiran ini diungkapkan oleh Ketua Rumpun Tracking Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso. Ia menyatakan, saat ini ada 23 orang dari 246 karyawan yang dinyatakan reaktif (positif) covid-19 hasil rapid test atau tes cepat. “Mereka yang reaktif atau positif hasil rapid test, tadi sudah dilanjutkan tes Swab PCR. Hanya saja hasilnya belum keluar,” katanya, Senin kemarin
Ia menyatakan, saat ini tim tracing sedang melakukan penyisiran terhadap kontak erat dari mereka yang dinyatakan reaktif corona dari perusahaan rokok tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mencegah, agar tidak ada kontak erat lagi dengan karyawan perusahaan rokok yang bersebelahan atau bertetangga dengan pabrik rokok Mustika. “Kita khawatir ada interaksi dengan perusahaan yang berdekatan dengan perusahaan yang karyawannya lebih banyak,” pungkasnya.
Ia pun menegaskan, penyebaran corona di perusahaan rokok di Tulungagung, diketahui setelah seorang karyawan hendak berobat ke rumah sakit terindikasi mengalami gejala covid-19. Mengetahui hal itu, kemudian tim tracing melakukan rapid test terhadap 214 karyawan perusahaan, dan 17 di antaranya positif.
“Dari 17 itu, lima orang karyawan berasal dari Kabupaten Kediri, lima dari Kota Kediri, dan tujuh warga Kabupaten Tulungagung,” ujarnya. Kemudian tim tracing kembali melakukan rapid test gelombang kedua terhadap 32 karyawan lainnya, hasilnya ada enam orang positif covid-19. Kesemuanya merupakan warga Tulungagung. “Jadi total ada 23 karyawan yang positif hasil rapid test, sekarang mereka telah menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes Swab PCR nya,” ujarnya. (dumas/merdeka.com)