Sosialisasi dan penyerahan bantuan di Aula Kelurahan Burengan (Nanang Priyo Basuki)

Wujudkan Generasi Pintar Bersama PDI Perjuangan

Bagikan Berita :

KEDIRI – Bentuk kepedulian terhadap pendidikan dan masalah sosial lainnya, selalu tidak lepas dari pengamatan politisi senior PDI Perjuangan Kota Kediri, Sunarsiwi Kurnia Ganik Pramana. Kembali ditunjukkan saat digelar Sosialisasi Produk Hukum DPRD Kota Kediri, bertempat di Balai Kelurahan Burengan, Sabtu (02/09).

Pada acara ini juga menghadirkan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), Pulung Agustanto baru saja dikukuhkan Hasto Wardoyo selaku Kepala BKKBN RI dan Yayuk Cahyaningsih mewakili Dinas Pendidikan, sehari-hari menjabat Kepala SMPN 4 Kota Kediri.

Disampaikan Bunda Ganik sapaan akrab Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri. Dirinya gencar melakukan sosialisasi terkait menyalurkan Program Indonesia Pintar (PIP). Membantu menyalurkan bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah. Mulai usia 6 tahun hingga 21 tahun yang berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin.

“Adapun nominal yang diterima oleh siswa SD, SMP, dan SMA sederajat berbeda-beda. Siswa SD mendapat sebesar 450 ribu, setingkat SMP mendapat 750 ribu dan setingkat SMA sebesar 1 Juta. Penerimanya untuk semua siswa di Kota Kediri, untuk hari ini kami serahkan bantuan untuk 50 anak dan ini berkelanjutan,” jelasnya.

Bunda Ganik : Kesempatan Belajar

Sosialisasi dan penyerahan bantuan di Aula Kelurahan Burengan (Nanang Priyo Basuki)

Ditegaskan Bunda Ganik, bahwa ini bentuk perhatian pemerintah dengan memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk keluarga kurang mampu. “Yang berhak, pemilik kartu keluarga sejahtera, peserta Program Keluarga Harapan (PKH), yatim piatu, penyandang disabilitas atau korban bencana alam atau usai terkena musibah,” terangnya.

Ditambahkan Yayuk Cahyaningsih dikonfirmasi usai acara, bahwa ada sejumlah orang tua atau wali murid belum memahami terkait PIP. Untuk itu melalui Dinas Pendidikan juga terus melakukan sosialisasi pada sejumlah kegiatan.

“Syarat utama surat keterangan tidak mampu dikeluarkan kelurahan. Terkait pencairan setelah data siswa telah terverifikasi di Dapodik. Program ini yang menentukan pusat bukan pihak sekolahan. Terkadang hal inilah menjadi kesalahpahaman,” jelasnya.

Juga masyarakat perlu mengetahui tahun anggaran pencarian dan tahun ajaran baru. “Semisal diajukan pada bulan ini, maka pencairannya pada tahun depan. Begitu juga terkait tahun pelajaran, dimulai Bulan Juli maka akan berakhir Juli tahun depan. Namun masyarakat tahunya pokok e cair, ini yang perlu dipahami

Lalu terkait stunting? Usah mendapatkan amanah sebagai bapak asuh, Pulung telah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha di Jakarta. Harapannya, bahwa urusan stunting jangan hanya dibebankan pemerintah saja. “Stunting merupakan masalah bersama, bukan hanya urusan pemerintah,” terangnya.

Bahwa pengetahuan tentang asupan bergizi, pernikahan pada usia dini dan warga kurang mampu, menjadi sasaran utama dirinya sebagai bapak asuh.

“Kebetulan saya berkawan lama dengan Pak Hasto, mungkin beliau melihat saya pengusaha. Makanya saya diminta membantu sukseskan Indonesia Emas 2045. Saya akan ajak para pengusaha di Jakarta untuk membeli asupan gizi. Kemudian memberikan sosialisasi tidak menikah di usia muda karena bila hamil, bayi yang dikandungnya beresiko tinggi,” ucapnya.

editor : Nanang Priyo Basuki
Bagikan Berita :