KEDIRI – Sosok tenaga kesehatan di Puskesmas Pesantren 1 ini tiba-tiba viral, karena dengan berpakaian hazmat juga memegang kemudi mobil ambulance. Sosok perempuan tersebut bernama lengkap Septya Rebecca, warga Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Mahasiswi Poltekkes Malang angkatan 2004 ini, resmi menjadi perawat pada tahun 2010.
“Alasan jadi supir ambulance kebetulan aku bisa nyetir, soalnya memang tenaga kami medis maupun paramedis terbatas. Tenaga dan pikiran kita luar biasa, apalagi bila teman-teman punya tugas lain sementara tenaga cowok terbatas,” jelasnya, saat dikonfirmasi Jumat (16/07).
Dia sebenarnya bertugas sebagai perawat di Pondok Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) Pesantren dibantu satu orang tenaga bidan dan ini berlaku disemua kelurahan di Kota Kediri. Dia pun berkisah, dalam video itu kejadian pada 30 Juni saat mendapat laporan ditemukan warga tidak sadarkan diri di dekat Pasar Pesantren.
“Cari tenaga buat supir kan itu malam, ya sudah aku berangkat dibantu tim Satgas PPKM Mikro Kelurahan. Sempat dilarikan ke RS Gambiran, namun besoknya didapat kabar orang tersebut meninggal. Namun dampaknya, ternyat orang tersebut terkonfirmasi positif. Akhirnya aku harus isolasi mandiri selama lima hari, tidak bisa bertemu langsung suami dan anak,” ungkapnya.
Sosok Perawat Tangguh

Setelah dilakukan Swab PCR, akhirnya didapat hasil negatif dan dia mengakui karena selalu tidak melepas baju hazmat saat bertugas. “Makanya tidak bisa diabaikan, jika teledor maka kita bisa tertular. Termasuk saya beberapakali harus menyopiri menghantarkan jenasah untuk dimakamkan secara prokes,” imbuhnya.
Namun Rebeca sendiri mengaku sempat terkonfirmasi positif pada awal tahun ini. Dia mengaku sedih saat mengenang masa itu, karena dirinya tidak mampu melakukan pelayanan medis. Dia pun membayangkan bagaimana teman-temannya harus berjuang sementara dirinya juga dalam keadaan terjangkit.
“Selama ini saya bersyukur, suami selalu memberikan dukungan. Meski berkeluarga namun bisa menahan diri untuk menjaga jarak. Termasuk aku selalu memakai masker saat di dalam rumah. Bila kondisi terasa sudah enak, baru berani berdekatan sama keluarga,” ucapnya.
Penulis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki