KEDIRI – Meski masa pandemi namun keberadaan truk pasir yang melintas seakan tidak surut jumlah. Sering terlihat melebehi batas muatas (tonase), namun seakan petugas terkait tutup mata. Kini muncul pertanyaan, apakah ada oknum yang sengaja minta jatah ‘uang jalan’ agar lolos dari cegatan.
Ditemui di ruang kerjanya, Kabid Pengendalian Operasional (Dalops) Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, Doni Suprianto .SH angkat bicara. Bahwa selama ini petugas diterjunkan untuk mendukung program PPKM yaitu pembatasan mobilitas. Namun begitu penyekatan dibuka, kembali truk rata-rata memuat pasir ini melintas.
“Jadi terkait dengan truk pasir yang melebihi tonase itu, memang sebenarnya tugas dari Dishub. Namun selama periode ini melakukan operasi gabungan bersama Polres maupun dengan Sub Denpom. Sudah dua bulan ini kita fokus pada kegiatan PPKM tiap malam di wilayah Pare dan SLG,” ungkapnya.
Doni Suprianto pun menyampaikan, ke depan tetap melaksanakan bila kesibukkan PPKM berkurang. “Memang kalau sisi muatan itu sudah ada ketentuannya sendiri tiap truck, punya kapasitas sendiri. Kita harapkan truk yang mengangkut apapun, pasir atau muatan lainnya. Supaya tidak melebihi tonase karena itu hubungannya dengn keselamatan terhadap mereka sendiri,” terangnya.
Kejadian as patah atau truk menjadi oleng kemudian jatuh, juga mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya yang melintas, selain bisa merusak jalan. “Kita selalu ingatkan bila bertemu di jalan, sementara Dishub melakukan operasi harus dengan Kepolisian. Sebenernya dari pemilik sudah tahu muatan melebihi atau tidak mereka sudah faham. Cuma kadang mereka entah alasan masing-masing sehingga muatannya dilebihi dan sebagainya,” ucap Kabid Dalops
Bila kemudian pemilik truk paham bila over tonase sementara petugas di lapangan hanya memberikan himbauan? Apakah tidak membuka peluang munculnya istilah ‘uang jalan’. Beberapa warga merasa resah, apalagi sekarang musim tebang pohon tebu.
Jurnalis : Yusril Ihsan Editor : Nanang Priyo Basuki