KEDIRI – Di bawah langit cerah Jumat pagi (11/07/2025), aroma semangat baru menyelimuti Stadion Brawijaya. Di tengah deru suara renovasi dan sorot harapan, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati hadir menyapa denyut kehidupan stadion kebanggaan warga ini. Langkahnya menyusuri setiap sudut—dari lapangan, tribun, toilet, hingga ruang ganti, penuh perhatian dan kepedulian.
“Kami ingin memastikan bahwa proses peremajaan stadion berjalan sesuai harapan. Ini adalah wujud komitmen kami merawat rumah besar Persik. Semoga pada 15 Agustus nanti, stadion ini siap menyambut laga penuh semangat,” tutur sang Wali Kota, yang akrab disapa Mbak Wali, dengan senyum optimis.
Renovasi ini tak hanya sekadar proyek pembangunan—ia adalah manifestasi cinta terhadap olahraga dan semangat kota. Dalam skema bertahap, stakeholder saling bersinergi mempercantik stadion. Persik Kediri bertugas menyegarkan rumput lapangan lewat top dressing, sementara Pemkot menyapu stadion dengan warna baru, mengganti lampu, dan menata ulang wajahnya yang lelah.
“Persik adalah keluarga. Stadion ini bukan hanya tempat bertanding, tapi ruang jiwa yang menyatukan warga Kediri,” imbuh Mbak Wali. Harapannya sederhana namun kuat: agar stadion ini jadi sumber semangat bagi para atlet dan masyarakat yang menjadikannya tempat berolahraga dan berbagi energi pagi.
Plt Kepala Dinas PUPR, Yono Heryadi, menjelaskan bahwa peremajaan ini lahir dari visi Mbak Wali untuk menjaga eksistensi Persik di rumahnya sendiri. Fokus awal adalah memperindah tribun. Warna ungu—lambang keagungan dan identitas Persik—menggantikan warna lama yang memudar. Bangku cadangan dan pagar pun tak luput dari sentuhan baru.
“Hari ini cuaca berpihak, jadi kami maksimalkan pekerjaan di area luar. Sementara interior stadion kami desain dulu agar sesuai standar dari manajemen Persik. Semua akan kita benahi secara bertahap agar Stadion Brawijaya menjadi lebih layak dan nyaman,” jelasnya.
Sorotan mata pun datang dari Direktur Persik Kediri, Souraya Farina Alhaddar. Dengan nada penuh haru, ia menyebut dukungan ini sebagai angin segar setelah lama dinanti.
“Ini bukan sekadar bantuan, ini nyata. Mbak Wali turun langsung, menunjukkan bahwa Persik benar-benar dicintai. Rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa saat ini manajemen tengah menanti konfirmasi final dari PT LIB dan PSSI, namun sinyal yang ada sangat positif. Upaya kolaboratif ini membuka harapan agar Persik bisa tetap berlaga di rumah sendiri.
Dalam kunjungan ini turut hadir Kepala DLHKP Imam Muttakin, Ketua Panpel Persik Tri Widodo, serta para pihak terkait yang turut menyukseskan proses revitalisasi.
Di balik cat yang dikupas dan pagar yang dicat ulang, tersembunyi semangat besar untuk kebangkitan. Stadion Brawijaya bukan hanya bangunan—ia adalah saksi bisu perjuangan, tempat mimpi tumbuh, dan cinta Kota Kediri terhadap olahraganya terus hidup dalam setiap detak pertandingan. (*)