KEDIRI — Menjelang perayaan Hari Raya Waisak pada 12 Mei 2025, Majelis Kepanditaan yang dipimpin oleh Daniel Kristanto sebagai Romopandita, telah melakukan berbagai persiapan menyambut momen suci tersebut, dikonfirmasi saat ditemui di Vihara Jaya Saccako, Sabtu(10/05).
Romopandita, yang berperan sebagai rohaniwan pengganti biku ketika jumlah biku terbatas, memegang tanggung jawab penting dalam membantu pelaksanaan kegiatan keagamaan umat Buddha.
Persiapan menjelang detik-detik Waisak yang jatuh pada Senin pukul 23.55 WIB tersebut telah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya.
“Kami sudah memulai dengan kegiatan bersih-bersih, kemudian melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk pengamanan,” ujar Daniel.
Ia menambahkan bahwa kerja sama dengan aparat keamanan merupakan bagian penting dari upaya menciptakan perayaan yang tertib dan khusyuk.
Selain kebersihan dan keamanan, panitia juga menyiapkan perlengkapan serta kebutuhan lainnya untuk mendukung prosesi malam Waisak. Pada hari H, umat akan berkumpul di biara sejak pagi atau siang untuk mengikuti persiapan akhir bersama.
Sejumlah tamu lintas agama juga dijadwalkan hadir, termasuk perwakilan dari komunitas Katolik yang rutin berpartisipasi dalam perayaan ini. Selain itu, kemungkinan kehadiran Kapolres setempat juga masih terbuka, meski belum dapat dipastikan mengingat padatnya agenda keamanan beliau.
Rangkaian acara akan dipimpin langsung oleh Romopandita Daniel Kristanto. Sementara itu, seorang biku juga dijadwalkan memberikan pesan Dhamma sebagai bagian dari sesi pembabaran Dhamma dalam perayaan.
Sebelum Waisak, umat Buddha dianjurkan menjalani ‘Sebulan Pendalaman Dhamma’, suatu masa pembinaan spiritual yang dimulai sekitar pertengahan April. Dalam periode ini, umat didorong untuk menjauhi perbuatan buruk dan menjalani hidup yang lebih tenang dan bersih.
Salah satu praktik utamanya adalah puasa dengan delapan aturan moral, termasuk tidak makan setelah tengah hari, tidak berbohong, tidak mengonsumsi alkohol, dan tidak terlibat dalam hiburan duniawi.
“Puasa ini tidak bersifat wajib, tetapi merupakan imbauan kuat bagi umat agar batin mereka lebih bersih saat merayakan Waisak,” jelas Daniel.
Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, umat Buddha diharapkan dapat merayakan Hari Waisak dengan penuh kedamaian, makna, dan kebersamaan.
Jurnalis : Neha Hasna Maknuna