foto : Sigit Cahya Setyawan

Puluhan Warga Kediri Diduga Jadi Korban Arisan Bodong, Kerugian Tembus Miliaran Rupiah

Bagikan Berita :

KEDIRI – Puluhan warga Kota dan Kabupaten Kediri dilaporkan menjadi korban dugaan praktik arisan bodong yang diduga dijalankan oleh seorang perempuan berinisial NS, warga Kampung Dalem, Kota Kediri. Dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, para peserta justru mengalami kerugian yang nilainya mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Salah satu korban, RTA, warga Campurejo, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp80 juta. Ia menuturkan, awal mula mengenal terduga pelaku sebagai penjual pakaian yang aktif mempromosikan arisan melalui media sosial.

“Awalnya saya lihat status arisan di media sosial. Iming-imingnya gaya hidup mewah, bisa jalan-jalan, beli mobil, perhiasan. Katanya amanah, ternyata malah kabur,” ujar RTA, Rabu (17/12).

RTA menjelaskan, pada tahap awal arisan tersebut sempat berjalan lancar. Beberapa peserta bahkan menerima pencairan dengan nominal kecil. Ia sendiri mulai mengikuti arisan sejak November lalu dengan setoran Rp2 juta yang dijanjikan cair menjadi Rp2,5 juta.

Namun seiring berjalannya waktu, pencairan mulai tersendat. Berdasarkan pendataan sementara para korban, sedikitnya 80 orang di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri telah terkonfirmasi menjadi korban. Tidak hanya itu, korban juga berasal dari daerah lain seperti Nganjuk dan Blitar, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp4 hingga Rp5 miliar.

Para korban telah melaporkan kasus ini ke Polda Jawa Timur. Meski demikian, pihak kepolisian meminta para pelapor untuk melengkapi sejumlah bukti pendukung sebelum proses hukum dilanjutkan.

“Kami diminta melengkapi bukti seperti transfer ke rekening pelaku, KTP, rekening koran, dan data pendukung lainnya,” jelas RTA.

Lebih lanjut, RTA mengungkapkan bahwa pada 12 Desember, para korban sempat dikumpulkan oleh terduga pelaku dengan alasan adanya permasalahan keuangan. Saat itu, pelaku bahkan menandatangani surat pernyataan bermaterai yang berisi janji pengembalian dana.

Namun keesokan harinya, pelaku justru menghilang dan tidak dapat dihubungi sejak Sabtu, 13 Desember.

“Yang kami tahu, pelaku punya banyak perhiasan, toko, dua mobil mewah, dan iPhone terbaru. Tapi sekarang orangnya tidak tahu di mana,” imbuhnya.

Ironisnya, arisan tersebut dijalankan tanpa adanya kontrak atau perjanjian tertulis. Para peserta hanya berpegang pada daftar setoran dan nominal keuntungan yang dijanjikan oleh pelaku.

Kini, para korban berharap uang mereka dapat kembali, meski hanya sebatas modal awal.

“Banyak korban sampai pinjam uang ke sana-sini dan terlilit utang. Kalau uang bisa kembali, kami damai. Tidak dipenjara pun tidak apa-apa, yang penting uang kami kembali,” pungkas RTA.

Kasus dugaan arisan bodong ini pun menjadi perhatian publik. Para korban berharap ada kejelasan hukum serta itikad baik dari terduga pelaku untuk bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.

jurnalis : Sigit Cahya Setyawan
Bagikan Berita :