KEDIRI – Mungkin tidak banyak yang tahu siapakah Agus Sudaryanto, lelaki kelahiran 17 Agustus di Surabaya 50 tahun lalu. Saat ini menjabat Kapolsek Plosoklaten berpangkat Iptu. Dikaruniai tiga orang anak, pernikahannya dengan Sri Endang .M, menjadikan kian yakin bahwa menjadi polisi adalah panggilan jiwa.
Hampir seluruh bidang olahraga dikuasai mulai lari, volley, basket, bela diri hingga hobi selama ini masih dijalani diving. Sejumlah prestasi ditorehkan, diantaranya memecahkan rekor Guinness World Record pada tahun 2009, memecahkan rekor terbanyak bersama 2.000 penyelam.
“Saya pernah tahun 2009 menjadi pemecah rekor selam terbanyak, Guinness World Record di Maldives. Rekor sebelumnya 900 namun diikuti 2.000 penyelam padahal target 1.500 penyelam. Kita kibarkan bendera Merah Putih di dasar laut sambil dengarkan musik Indonesia Raya. Tahun kemarin, membantu acara Ibu Tito Karnavian (Kapolri,red), dilibatkan sebagai tim rescue di Manado. Semua pulau saya jelajahi kecuali Papua belum,” ungkapnya, ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (12/06).
Kebanggaannya sebagai anggota Polri diawali dari Pusat Pendidikan Brimob tahun 1991. “Saat di Brimob, saya disana instruktur bela diri kemudian instruktur jasmani juga termasuk instruktur diving. Bila melihat pakaian dinas saya, semua hasil Pendidikan. Hobi saya olahraga volly, basket, perenang termasuk beladiri. Banyak prestasi terutama beladiri Judo, saat ini sebagai pelatih dan wasit,” terangnya.
Gagas Polsek Plosoklaten Peduli
Motivasi yang kuat, menjadikan Iptu Agus merasakan panggilan jiwa sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, diharapkan dia mampu membawa manfaat bagi orang banyak. Bukan hanya pendidikan khusus di Brimob, seperti kemampuan anti teror, taktik tempur dan nuklir serta terbaru Intelmob. Kemampuan juga didapat dari Kopasus, sebelum menjalani penugasan.
“Bahkan pernah sekolah di Kopasus selama 3 bulan bekal penugasan di Timor Timur selama 1.5 tahun. Kemudian mengikuti sekolah di Pusdik Angkatan Laut. Yang membedakan pada pakaian dinas banyak bet apa saja, seperti pemburu itu produk TNI AD. Semua saya dapat penuh perjuangan terpaan cukup keras. Kalau di Brimob pendidikan paling keras di Pelopor, tapi di Kopasus lebih keras lagi,” ucapnya sambil tersenyum.
Tugas pertama di Kediri mulai tahun 2014 sebagai Kanit Turjawali Satlantas Polres Kediri, kemudian menjadi Kanit Sabhara Polsek Pare dan bila tidak halangan bulan depan akan naik pangkat menjadi AKP. “Bulan Mei tepat satu tahun jadi kapolsek. Banyak tantangan unik, beragam masalah dan menghadapi bermacam sifat dan karakter orang, tapi itu seni dan tantangan,” jelasnya. (kdr)