KEDIRI – Rabu pagi di halaman Dinas Kesehatan Kota Kediri menjadi saksi semangat ratusan anak sekolah dasar yang mengikuti pemeriksaan mata dan telinga. Mereka datang dengan wajah antusias, seolah membawa harapan baru: bisa melihat dunia lebih jernih dan mendengar dengan lebih jelas, agar setiap pelajaran tak lagi terasa jauh.
Kegiatan ini bukan sekadar pemeriksaan biasa. Ia menjadi wujud nyata dari hadirnya negara lewat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 dan Permenkes Nomor 82 Tahun 2020, yang mengamanatkan perlindungan indra penglihatan dan pendengaran sejak usia dini. Sebab, bagaimana mungkin anak-anak bisa tumbuh cemerlang jika mereka kesulitan melihat papan tulis atau tak mendengar suara guru?
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, hadir menyemangati para siswa. Dengan hangat ia menyampaikan bahwa deteksi dini adalah kunci untuk mencetak generasi sehat, cerdas, dan mampu bersaing. Ia mengingatkan, terkadang masalah besar berasal dari hal kecil yang luput diperhatikan—seperti telinga yang jarang dibersihkan.
“Jangan sepelekan kebersihan telinga anak. Gangguan pendengaran bisa menghambat mereka menyerap pelajaran, tanpa kita sadari,” tutur Vinanda. Ia pun mengajak guru dan orang tua untuk lebih aktif memantau kesehatan dasar anak.
Tumbuhkan Generasi Tangguh

Sementara itu, dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, MH(Kes), Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan oleh tim gabungan dari UPT Puskesmas dan Perhimpunan Dokter Spesialis THT-KL (Perhati-KL), dibantu langsung oleh dokter spesialis THT di lokasi.
“Gangguan yang terdeteksi sejak awal bisa ditangani langsung. Bila ringan, bisa diatasi di tempat. Kalau butuh penanganan lebih lanjut, kami rujuk ke rumah sakit,” jelas dr. Fajri.
Hasilnya? Serumen atau kotoran telinga menjadi temuan paling banyak. Fajri pun mengimbau agar anak-anak diperiksa telinganya secara rutin minimal dua kali setahun oleh tenaga medis. Sementara untuk penglihatan, miopi alias rabun jauh mendominasi kasus yang ditemukan. Kebiasaan menatap layar gawai dalam waktu lama menjadi salah satu penyebabnya, selain faktor genetik.
Pemerintah Kota Kediri berharap kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan gerakan kolektif membangun kesadaran akan pentingnya menjaga dua indra utama dalam proses belajar anak: mata dan telinga. Karena dengan melihat yang terang dan mendengar yang jelas, anak-anak akan lebih siap menapaki masa depan.
Dan dari sinilah harapan itu tumbuh bahwa generasi penerus akan melangkah lebih pasti, sehat secara fisik, kuat dalam ilmu, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.
jurnalis : Anisa Fadila