KEDIRI – Delapan tahun Erupsi Gunung Kelud terjadi pada tanggal 13 Februari 2014, masih menjadi kenangan bagi warga di Kabupaten Kediri. Berdasarkan data dikeluarkan BMKG saat itu, erupsi dimulai pukul 22.50 wib. Namun ada satu hal lepas dari pantauan media. Dimanakah Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno saat erupsi terjadi dan warganya harus menghadapi musibah.
Sesuai tugas pokok fungsi, Insider Commander, sebutan bagi penanggung jawab saat kejadian musibah besar diambil alih Komandan Kodim. Saat itu dijabat Letkol Inf. Heriyadi yang dengan sigap, langsung menetapkan Hall SLG sebagai pusat komando. Dia pun langsung menggerah kekuatan yang ada dari prajurit TNI maupun Polri bermarkas di Kediri.
Ketika semua dalam keadaan panik, saat bersamaan muncul informasi Bupati Haryanti bersama suaminya, Ir. H Sutrisno. Kala itu menjabat Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pembangunan (TP3) Kabupaten Kediri, tidak berada di tempat. Kabar ini pun dibenarkan Dandim 0809 Kediri, Letkol Inf. Heriyadi.
“Beliau sedang berada di luar kota ini dalam perjalanan pulang,” ungkapnya saat itu. Namun dari sejumlah sumber, bila Bupati bersama suami serta sejumlah pejabat di pemerintah kabupaten tengah perjalanan ke luar negeri. Ketika pesawatnya transit di Bandara Changi Singapura, akhirnya rombongan di dalamnya dikabarkan juga ada camat, terpaksa putar balik. Beberapa hari kemudian, dia baru terlihat berada di pusat komando.
Padahal sebelum erupsi, tepatnya pada Minggu tanggal 2 Februari 2014 telah menyatakan status Gunung Kelud menjadi Waspada. Usai meninjau kesiapan Pos Pantau Gunung Kelud. Hingga kini pertanyaan ini belum terjawab, atas alasan apa justru meninggalkan Kediri ketika rakyat membutuhkan kehadiran kepala daerah. Mencari selamat atau memang ada urusan dinas bila melihat jumlah rombongan bersamanya.