KEDIRI – Semangat perempuan tangguh kembali menyala di Gedung Pertemuan Harmoni, Kelurahan Banjarmlati, Mojoroto. Selama lima hari, dari 21 Juli hingga 25 Juli 2025, tempat itu bukan sekadar ruang pelatihan, tapi juga menjadi ladang harapan bagi 46 Perempuan Kepala Keluarga (PEKA) yang tengah merajut impian menuju kemandirian ekonomi.
Mereka datang dari seluruh penjuru kelurahan di Kota Kediri, membawa semangat hidup yang tak pernah padam. Di tangan mereka, tepung, gula, dan bahan sederhana lain berubah menjadi roti yang harum, minuman yang segar, dan kemungkinan usaha yang menjanjikan.
Program ini merupakan inisiatif Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), sebagai bentuk nyata keberpihakan pada para perempuan hebat yang menjadi tulang punggung keluarga.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, hadir menyampaikan harapan tulusnya.
“Kami ingin para ibu ini tak hanya kuat di rumah, tapi juga mandiri di bidang ekonomi. Mereka mengasuh anak, mengurus rumah, dan kini, kami ingin mereka bisa punya penghasilan sendiri,” ujarnya penuh semangat.
Pintu Usaha Baru

Vinanda menegaskan, pelatihan ini bukan hanya tentang memasak. Ini adalah pintu menuju usaha baru, peluang ekonomi, dan harapan hidup yang lebih baik.
Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Arief Cholisudin Yuswanto, menambahkan bahwa mayoritas peserta adalah perempuan yang kini harus berjalan sendiri setelah ditinggal pasangan hidup. Mereka bukan hanya belajar mengolah makanan, tapi juga mendapatkan pelatihan barista, strategi memulai usaha, hingga peralatan dasar yang bisa langsung digunakan di rumah.
“Kami tak menuntut mereka langsung sukses berjualan. Yang terpenting adalah mereka bisa berkarya, bisa percaya diri. Nanti setelah enam bulan, kami evaluasi. Yang potensial akan kami dukung lebih lanjut, termasuk bantuan modal,” jelas Arief.
Pelatihan berlangsung dari pagi hingga sore, dengan tiga menu berbeda setiap harinya. Total ada 12 resep andalan yang diajarkan. Mulai dari camilan kekinian hingga minuman khas ala kafe. Semua peserta juga dibekali alat bantu dan bahan praktik sebagai modal awal.
Jumlah peserta memang terbatas, satu orang per kelurahan dari total 46 kelurahan di Kota Kediri, namun gaung program ini jauh lebih luas. Dalam database PEKA milik DP3AP2KB, tercatat sekitar 12.000 perempuan kepala keluarga yang menanti giliran untuk diberdayakan melalui pelatihan serupa.
Salah satu peserta, Sri Handayaningsih dari Kelurahan Pandean, mengaku pelatihan ini telah membuka cakrawala baru baginya.
“Kami ingin punya usaha kecil. Mungkin dimsum, mungkin es teler. Yang penting harganya terjangkau, rasanya bersaing. Kami ingin bangkit, dengan rasa percaya diri dan ilmu yang kami bawa pulang,” tuturnya penuh harap.
Dan di antara aroma roti hangat yang baru keluar dari oven, tumpahan es buah yang berwarna-warni, serta tawa penuh semangat, terselip satu hal yang pasti perempuan-perempuan ini sedang membangun jalan menuju masa depan yang lebih cerah. Dengan tangan mereka sendiri.
jurnalis : Anisa Fadila