Tulisan ini kami dedikasikan kepada tenaga medis, relawan, TNI dan Polri tak pernah padam memberikan pelayanan sesuai kemampuan dimiliki. Pun tidak terhitung telah berkorban nyawa, terkonfirmasi serta saat ini harus jalani isolasi mandiri.
Penulis : Nanang Priyo Basuki
Direktur kediritangguh.co
Bahwa pandemi identik dengan Kediri bisa diartikan kembali ke diri. Seberapa iklas kita bersyukur, menguji kepedulian dan berbagi meski sama-sama menghadapi musibah entah kapan berakhir. Lalu adakah mendapat berkah? Tidak ada lagi istilah Jumat Berkah, karena hari-hari ini dihantui wabah.
Aparat penegak hukum, politikus, pemegang kekuasaan atau pebisnis obat? Pertanyaan ini selalu muncul diantara obrolan di warung kopi dan sesama tukang becak, saat melepas penat. Meski dilarang keras berkerumun, namun patut diingat, bangsa ini besar karena eratnya silahturahmi.
Lihatlah para prajurit TNI selain menjaga kedaulatan negeri ini, dilibatkan dalam Satgas Covid, masih diperbantukan menyalurkan bantuan sosial. Pun para personil Polri, seakan melupakan perhatian keluarga apalagi seiring diberlakukan pembatasan mobilitas.
Meski takbir dilarang, masih lirih terdengar para kyai-kyai kampung memanjatkan doa agar pandemi berakhir. Para ulama dan pengasuh pesantren juga meminta para santrinya selalu panjatkan doa untuk bangsa. Semua terpuruk, namun janganlah ada kaki berpijak untuk mencari popularitas.
Secara akal sehat muncul sejumlah orang yang manfaatkan situasi ini, meski masyarakat seakan tersihir. Harapan kita, mari bekerja dengan hati demi mendapatkan pahala serta mati mendapatkan tempat terhormat di sisiNya
#salamtangguh #demikemanusiaan