KEDIRI – Demi suksesnya Proyek Strategis Nasional, salah satunya berimbas pada Jembatan Baru Bandar Ngalim yang melintang di atas Sungai Brantas. Bertempat di Kantor Kelurahan Kampungdalem, pada Kamis (09/06) digelar sosialisasi dengan menghadirkan sejumlah pihak termasuk warga setempat digagas Pemerintah Kelurahan Kampungdalem.
Disampaikan Ika Ardiyanto Kepala Kelurahan Kampung Dalem, sosialisasi ini sengaja menghadirkan warga, untuk didengarkan masukan dan saran. “Kami dari Kelurahan Kampungdalem memfasilitasi antara pelaksana dengan warga sekitar terutama warga di RT 01 RW 02. Seperti tadi warga mengeluhkan terkait kebisingan dan sebagainya,” jelasnya
“Solusinya bisa diselesaikan secara musyawarah bersama tiga pilar dan semua kooperatif. Warga bisa menerima pembangunan ini karena ini merupakan proyek strategis nasional. Yang utama selalu ada komunikasi dan koordinasi antara warga dengan pihak PT Pelaksana,” imbuh Lurah Kampungdalem.
Satu hal yang menjadikan warga mendukung, karena Kelurahan Kampungdalem bakal menjadi magnet Kota Kediri dan berdampak meningkatkan pendapatan secafra ekonomi. “Bila jembatan telah selesai, lalu lintas tidak akan macet dan pasti ada multiplayer efek baik ke warga dan sekitarnya. Apalagi di kampung kami, ada Masjid Agung dan Pendopo Kabupaten,” tambahnya.
Diterangkan pihak pelaksana PT. Bukaka melalui Eko Satrio selaku manajer lapangan bahwa jembatan ini akan mulai dibangun pada 2 Oktober nanti. Membentang sepanjang 142 meter dan lebar 13 meter terbagi menjadi 4 lajur. Pelaksanaan kurang lebih hampir 1 tahun karena ini termasuk jembatan panjang dan besar.
“Untuk mengurangi kebisingan, kita akan mengurangi aktivitas di saat orang-orang istirahat. Meski di hari-hari normal seperti ini sudah bising. Kami akan menggunakan peralatan yang khusus bahkan mungkin lebih bising lalu lintas sehari-hari. Untuk tiang pancang, kami terapkan sistem pengeboran karena antisipasi getaran berdekatan dengan rumah warga,” terang Eko Satrio.
“Bila sebelumnya Jembatan Baru selama ini konstruksi-nya mentul-mentul, maka konstruksi akan diubah. “Bila kelebihan beban memang rawan runtuh karena lentur. Maka kami akan gunakan balok agar lebih solid dan stabil. Konstruksi lama ini pernah terjadi di Lamongan dan Pekalongan kemudian runtuh,” imbuhnya. Atas penjelasan ini, warga yang hadir pun menjadi paham seperti disampaikan Ifa Ni’am, warga setempat. “Memang selama ini ketakutan kami kebising, masalahnya ada orang sakit, lansia dan bayi. Namanya pembangunan jembatan selama ini kita belum tahu sistem pengerjaannya. Makanya saat pertemuan kami pertanyakan,” ucapnya.

 
                    







