KEDIRI – Laga final turnamen futsal tingkat SMA yang digelar Minggu malam (25/05) di GOR Joyoboyo, Kota Kediri, berakhir dengan momen pahit bagi ratusan suporter dari salah satu SMK di Blitar. Tim kebanggaan mereka harus rela takluk dari salah satu SMA Negeri asal Kediri dalam pertandingan penuh tensi.
Kekalahan ini langsung memicu gelombang kekecewaan dari para pendukung, yang mayoritas adalah pelajar. Emosi sempat memanas, namun situasi berhasil dikendalikan berkat sigapnya aparat gabungan dari Polres Kediri Kota. Langkah antisipatif pun segera diambil: seluruh suporter Blitar dikawal ketat hingga ke perbatasan wilayah Kabupaten Kediri untuk menghindari potensi bentrokan antar kelompok suporter.
“Ada kegiatan futsal antar SMA di GOR Joyoboyo. Kami kawal pendukung dari Blitar untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, melalui Kabag Ops AKP Iwan Setyo Budhi.
AKP Iwan memastikan bahwa meskipun situasi sempat memanas, tidak ada insiden kekerasan atau tindakan anarkis. Pengawalan dilakukan bukan karena kerusuhan, tapi sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan serta pencegahan terhadap potensi konflik.
“Tidak ada kerusuhan, hanya ekspresi kekecewaan. Pengawalan ini untuk meminimalisir kerawanan, agar gesekan antar suporter tidak sampai terjadi,” jelasnya.
Turnamen futsal antar pelajar ini memang menjadi magnet besar bagi siswa-siswi dari Kediri dan Blitar. Laga final yang berlangsung dengan tensi tinggi turut membakar semangat para pendukung di tribun. Meski berlangsung sengit, pertandingan tetap berjalan aman hingga peluit akhir dibunyikan.
Usai pertandingan, aparat keamanan bergerak cepat. Suporter dari Blitar dipulangkan terlebih dahulu dengan pengawalan puluhan personel. Suporter tuan rumah, yakni dari Kediri, diberi waktu untuk merayakan kemenangan, kemudian turut dikawal saat meninggalkan lokasi.
“Situasi sudah terkendali dan aman. Seluruh suporter telah kami antarkan sampai titik akhir pengawalan,” tutup AKP Iwan.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan