KEDIRI – Suara knalpot Vespa klasik meraung, membelah sawah Burengan pada Jumat (22/8). Ratusan pecinta skuter besi dari berbagai penjuru daerah tumpah ruah, saling unjuk kebolehan dalam ajang fun race Vespa yang menjadi magnet utama Festival Omah Sawah. Perhelatan ini digelar sekaligus untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Edy Herwiyanto, pemilik Omah Sawah sekaligus penggagas festival, menuturkan bahwa acara ini tak sekadar pesta hiburan. Lebih dari itu, ia ingin menyalakan kembali bara semangat perjuangan, persatuan, dan kebersamaan di tengah masyarakat.
“Banyak perlombaan yang kami hadirkan hari ini. Ada fun race Vespa, layangan gapangan, kesenian jaranan, balap hingga hias perahu mini, serta bazar UMKM. Harapannya, Festival Omah Sawah mampu memperkuat ikatan persaudaraan demi terwujudnya Kediri yang lebih maju dan masyarakat yang sejahtera,” ungkapnya.
Lomba Perahu Hias

Dari sekian agenda, fun race Vespa jelas menjadi sorotan. Dentuman mesin tua berpadu dengan semangat muda, menciptakan tontonan penuh nostalgia sekaligus adrenalin. Ratusan peserta terbagi dalam beberapa kategori: kelas FFA dengan 40 peserta, Standar Pabrik 20 peserta, Standar Tone Up 40 peserta, dan Small Frame 10 peserta.
Tak kalah seru, lomba layangan gapangan dengan motif hias menarik perhatian 48 peserta, serta lomba hias perahu mini yang diikuti 41 peserta, menambah semarak suasana.
Lomba Tari Jaranan
Salah satu wajah sumringah datang dari Anang Kurniawan, pemula yang memberanikan diri turun di kelas small frame. Dengan penuh kebanggaan ia menceritakan pengalamannya.
“Persiapan Vespa ini cukup panjang, hampir dua tahun saya benahi bodi, mesin, hingga mesinnya. Rasanya luar biasa, meski tadi sempat jatuh, tetap seru dan menyenangkan. Bagi saya, Vespa selalu membawa hiburan,” tuturnya sambil tersenyum.
Festival Omah Sawah tahun ini bukan hanya perayaan, melainkan juga sebuah panggung kecil yang mempertemukan tradisi, kreativitas, dan persaudaraan. Sebuah harmoni sederhana yang lahir dari deru Vespa klasik, riuh layangan di langit, hingga tawa anak-anak di tepi sawah.
jurnalis : Anisa Fadila