KEDIRI – Warga di Kelurahan Mojoroto, mengadukan keluhan terkait berjalannya pembangunan proyek jalan tol Kediri-Tulungagung digarap PT. Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA). Selain kebisingan dan polusi, getaran dari pemancangan paku bumi dikuatirkan merusak rumah mereka, terutama pada bangunan berusia tua dan tanpa struktur beton yang kuat.
Puluhan warga memang secara khusus diundang pihak Kelurahan Mojoroto, karena sebelumnya muncul wacana bakal menggelar aksi. Menyampaikan keluhan bertempat di Balai Kelurahan Mojoroto, Jumat pagi (14/02) dihadiri pihak PT. LMA dan disaksikan kekuatan tiga pilar Kelurahan Mojoroto.
Salah satu warga terdampak, Heru, meminta agar kompensasi tidak hanya berupa materi. Tetapi juga mencakup fasilitas lain seperti tes kesehatan gratis, terutama bagi lansia yang terdampak.
Keluhan lain datang dari Beni. Meski dia menyatakan mendukung proyek strategis nasional tersebut. Namun pekerjaan berlangsung hingga malam, terdengar suara genset terus berdengung dan bau solar menyenggat, sangat menggangu lingkungan tempat dia tinggal.
“Kami mendata 21 rumah terdampak, tapi yang disurvei sampai saat ini hanya tiga rumah. Batas penerima kompensasi juga tidak jelas. Jika rumah sebelah tidak dapat, padahal berdempetan, bukankah itu bisa menimbulkan masalah?,” keluh Beni.
Sementara itu, Jumadi, warga RT 53, menyoroti dampak langsung dari pemancangan paku bumi yang berpotensi membahayakan rumah-rumah lama. Ia meminta agar pelaksana proyek lebih memperhatikan keselamatan warga.
“Rumah kami ada yang hanya berbahan batu bata tanpa semen, rumah kuno. Jika terjadi getaran besar, jangan sampai ada korban baru ada tindakan. Setidaknya penghuni rumah diberi peringatan untuk keluar dulu saat proses pemancangan,” ujarnya.
Terkait keluhan ini, Alfi selaku humas mewakili PT. LMA bakal memberikan kompensasi namun saat ini masih dalam tahap pembahasan.
“Kesepakatannya masih belum ada, perlu dibentuk tim terlebih dahulu dari pihak kelurahan,” ucapnya.
Pihak LMA berencana mulai tanggal 21 Februari bakal menyalurkan bantuan sembak. Selain akan digelar pertemuan rutin tiap minggu bersama tim satgas. Untuk mendengarkan laporan dan keluhan dari warga agar segera ada tindak lanjut.
Lurah Mojoroto, Achmad Koharudin, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pihak PT LMA melalui tim humas telah berjanji memberikan kompensasi berupa sembako. Selain itu, akan dibentuk posko Satgas Aduan untuk menampung keluhan warga dan menindaklanjuti perbaikan kerusakan rumah akibat proyek.
“Pendataan awal sekitar 360 KK. Warga memang juga meminta dipekerjakan, tetapi hingga saat ini baru beberapa yang diterima sebagai tenaga keamanan. Permintaan tenaga non-skill dari warga sudah kami teruskan ke PT LMA,” jelas Koharudin.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan