KEDIRI – Warga Dusun Bolowono, Desa Tiru Lor, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri digemparkan oleh penemuan seorang bayi laki-laki yang masih hidup dan baru dilahirkan. Bayi tersebut ditemukan dalam kondisi terbungkus handuk abu-abu dan diletakkan di kursi teras rumah warga, Kamis dini hari (18/9).
Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Kamsuri, warga setempat, sekitar pukul 04.10 WIB. Saat hendak berangkat ke mushola, ia mendengar suara tangisan yang dikira berasal dari kucing. Setelah didekati, ternyata suara tersebut berasal dari bayi.
“Bayi terbungkus handuk abu-abu bermerek Olympic, diletakkan di kursi plastik warna hijau di depan rumah, menghadap selatan,” jelas Iptu Ardian Wahyudi, Kapolsek Gurah.
Kamsuri segera melapor kepada Kasun Bolowono dan Kepala Desa Tiru Lor. Bersama perangkat desa, kasus ini diteruskan ke Polsek Gurah.
Bayi laki-laki itu langsung dievakuasi ke bidan desa sebelum dirujuk ke RS Bhayangkara Kediri untuk mendapatkan perawatan intensif.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bayi diperkirakan baru berusia satu hari, dengan berat 2,9 kilogram dan panjang 50 sentimeter. Saat ditemukan, ari-ari masih melekat, menandakan proses persalinan dilakukan sangat dekat dengan waktu penemuan.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya handuk abu-abu dan ari-ari bayi.
Polisi Kejar Identitas Orang Tua
Hingga kini, identitas orang tua bayi tersebut masih misterius. Polisi melakukan penyisiran rekaman CCTV di sekitar Desa Tiru Lor, termasuk jalur menuju Juron dan Tiru Kidul. Selain itu, pengecekan juga dilakukan ke klinik dan rumah warga untuk mencari jejak ibu yang baru melahirkan.
“Kami sudah koordinasi dengan bidan desa, Puskesmas Gurah, hingga Puskesmas Adan-adan untuk melacak siapa yang baru melahirkan,” tambah Iptu Ardian.
Meski dibuang dalam kondisi memprihatinkan, bayi laki-laki tersebut kini dalam keadaan sehat setelah mendapat perawatan medis. Kasus ini ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Kediri yang menegaskan penyelidikan akan terus berjalan hingga orang tua bayi terungkap.
Fenomena pembuangan bayi ini kembali menjadi sorotan publik. Selain menyingkap kasus pidana, peristiwa ini juga memunculkan pertanyaan besar tentang faktor sosial, ekonomi, hingga psikologis yang membuat orang tua tega meninggalkan darah dagingnya sendiri.