foto : Neha Hasna Maknuna

Badai Puting Beliung Terjang Kediri: Puluhan Rumah Porak-Poranda, Warga Bertahan dengan Duka dan Harapan

Bagikan Berita :

KEDIRI – Langit sore di Dusun Besowo Timur, Desa Besowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, mendadak muram. Hujan deras yang semula hanya singgah sebentar, kembali turun disertai hembusan angin kencang yang berputar ganas. Alam seakan melepaskan amarahnya, melahirkan puting beliung yang mendera selama hampir setengah jam.

Dalam sekejap, puluhan atap rumah beterbangan, genteng-genteng berserakan di jalan, dan suara seng beradu menambah kepanikan warga. Setidaknya 50 rumah porak-poranda, meninggalkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp50 juta.

“Itu momen yang sulit dilupakan. Atap rumah beterbangan, termasuk rumah saya sendiri,” tutur Itarya Wibowo, Kepala Dusun Besowo Timur, dengan wajah letih saat ditemui Senin (22/9).

Menurut catatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Kepung, kerusakan bervariasi: genteng terlepas, atap asbes dan seng hancur, hingga plafon yang jebol. Meski demikian, syukur tiada korban jiwa maupun luka-luka.

Derita warga tak dibiarkan sendiri. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Kediri, Tagana, PMI, PLN, hingga komunitas relawan kebencanaan segera tiba di lokasi. Mereka menaksir kerusakan, membersihkan puing, dan menyalurkan bantuan darurat. Terpal, sembako, hingga asbes untuk atap dijanjikan segera terdistribusi.

“Mulai hari ini bantuan darurat berupa paket sembako disalurkan. Besok, giliran asbes. Semua rumah terdampak akan mendapat perhatian,” ujar Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno.

Kepala Desa Besowo, Suyanto, memastikan desa ikut hadir dalam pemulihan. Dana kebencanaan desa siap digelontorkan untuk meringankan beban warganya. “Hari ini kami turun lagi meninjau. Desa akan mengalokasikan anggaran untuk membantu perbaikan,” tegasnya.

Namun, duka tetap terasa. Beberapa warga memilih mengungsi ke rumah kerabat. Amrih (60), salah satunya. Ia kehilangan atap teras rumah yang hancur dihantam angin. “Saat kejadian saya di kebun, istri di rumah. Kami lari, berteriak. Atap teras saya hilang 15 lembar asbes. Kerugiannya sekitar Rp1,5 juta,” katanya lirih.

Di tengah keterpurukan, harapan masih menyala. Warga bersama pemerintah desa berencana menggelar gotong royong memperbaiki rumah-rumah rusak. Suara doa pun tak henti dipanjatkan, agar bencana ini menjadi yang terakhir kalinya menimpa tanah mereka.

“Semoga musibah ini cukup sekali saja. Kami akan terus berkoordinasi dengan tim kebencanaan, supaya warga tetap waspada,” ujar Suyanto.

Dusun Besowo Timur kini berdiri di antara puing dan doa, menyulam kembali harapan dari kepingan genteng yang berserakan.

jurnalis : Neha Hasna Maknuna
Bagikan Berita :