KEDIRI – Pada Minggu pagi (9/11), seorang pria lanjut usia dilaporkan hanyut saat berusaha menyeberang melalui tambangan di Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Waktu baru menunjukkan pukul 10.00 WIB ketika peristiwa memilukan itu terjadi.
Kapolsek Ngadiluwih, AKP Agung Saifudin, membenarkan kejadian tersebut. Korban diketahui bernama Sihman (74), warga Kecamatan Kras. Pagi itu, ia berangkat seorang diri dengan sepeda tuanya, bermaksud mengunjungi rumah sang anak di Desa Mondo.
“Korban berangkat dari Kras menuju Mondo melewati Jembatan Wijaya Kusuma. Setelah itu, ia berencana kembali melalui jalur yang sama. Namun saat tiba di Ngadiluwih, korban memilih menyeberang lewat tambangan di Bangle,” jelas AKP Agung.
Namun langkah sederhana itu berubah jadi petaka. Saat menuruni jalur menuju sungai, Sihman terus mengayuh tanpa menyadari bahwa perahu tambangan belum merapat ke sisi timur, tempat ia berdiri. Dalam sekejap, laju sepedanya tak terkendali, dan tubuh renta itu terjun bersama sepedanya ke arus Brantas yang deras.
Saksi mata, petugas tambangan yang berada di seberang sungai, sempat melihat korban melambaikan tangan meminta pertolongan. Tapi jarak dan derasnya arus membuat upaya penyelamatan mustahil dilakukan. Dalam hitungan detik, tubuh korban lenyap ditelan air cokelat yang berputar kuat.
Tak lama kemudian, sepeda korban ditemukan tersangkut sekitar dua meter dari lokasi kejadian. Pihak keluarga yang datang ke tempat kejadian mengenali sepeda tersebut sebagai milik Sihman. Pemeriksaan awal mengungkap satu hal tragis — rem belakang sepeda itu tak berfungsi.
“Korban belum ditemukan hingga sore ini. Petugas gabungan dari Polsek Ngadiluwih, BPBD, dan relawan terus menyisir sepanjang aliran Sungai Brantas,” tambah Kapolsek.
Sungai yang sehari-hari menjadi sumber kehidupan warga kini berubah jadi saksi bisu kegetiran. Di antara riak airnya, terselip doa agar lelaki tua itu segera ditemukan — entah dalam keadaan selamat, atau setidaknya pulang dengan tenang.









