MALANG – Dunia sepak bola Malang kembali tercoreng, pasca kekalahan menyakitkan Arema FC di kandang sendiri, Stadion Kanjuruhan, Terjadi insiden seharusnya tidak perlu terjadi, yaitu pelemparan batu ke bus tim tamu Persik Kediri oleh oknum suporter yang diduga Aremania. Peristiwa ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Presidium Aremania.
Melalui akun Instagram resmi @aremfcaofficial, juru bicara Presidium Aremania, Ali Rifki, menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan tersebut.
“Kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas siapa pelaku dan apa motifnya. Ini bukan hanya soal kaca bus yang pecah, tapi soal merusak apa yang selama ini sudah kita perjuangkan bersama,” tegasnya.
Unggahan tersebut memicu berbagai reaksi dari kalangan Aremania dan warga Malang. Banyak yang kecewa dan merasa citra kota serta klub mereka tercoreng.
“Minta maaf terus tapi tidak ada perubahan. Dulu juga begitu. Mulai sekarang saya pamit berhenti dukung Arema. Sudah tidak bisa dibanggakan. Sekali ini saya benar-benar kecewa. Terima kasih untuk sembilan tahun terakhir, 2016–2025, Malang pernah jadi kebanggaanku,” tulis akun @m.adiyunus96.
Akun lainnya, @Noisyhum4ns_, menuliskan dengan nada kesal, “ISIN ISIN I MALANG AE (malu-maluin Malang saja).”
Situasi ini rupanya juga mendorong manajemen Arema FC untuk mengevaluasi masa depan klub, termasuk kemungkinan berpindah homebase dari Stadion Kanjuruhan.
Manajemen merasa sering menjadi sasaran kritik dan tidak mendapatkan dukungan maksimal dari para pendukung Singo Edan.
“Sudah tiga tahun kami berjuang mempertahankan eksistensi klub. Kami sudah berusaha sekuat tenaga, berdarah-darah demi Arema. Tapi rasanya perjuangan kami tidak dihormati di sini,” ujar General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi, seperti dikutip dari akun @pengamatsepakbola.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan