KEDIRI – Kehadiran tim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI diharapkan membawa dampak positif khususnya bagi warga di Kabupaten Kediri. Tentunya ini merupakan tindaklanjut pertemuan, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama dengan Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa digelar awal bulan ini di Pendopo Panjalu Jayati.
Tim dari kementerian kemudian diterjunkan untuk melihat langsung sistem irigasi dan konservasi sumber daya air. “Kami mendapatkan surat dari Bappenas terkait ingin menyerap informasi dan data di lapangan. Bahwa di Kediri terdapat suatu gerakan yang mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Yaitu pusat ficus nasional,” jelas dr. Ari Purnomo Adi, Koordinator Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kediri Raya secara khusus mendapatkan undangan.
Dalam pertemuan digelar di Cagar Alam Alas Simpenan, Dirjen Pengairan Bappenas yang juga selaku ketua tim, Abdul Malik menyampaikan bahwa hutan produksi harus ditingkatkan demi keseimbangan kehidupan. “Dulu anggapan kami konservasi tanpa melibatkan komunitas itu salah. Kemarin melihat Sungai Brantas dan Bendungan Mrican kondisinya masih bagus. Bahwa kehadiran komunitas mampu mengawal keberadaan kawasan buffer zone,” terangnya.
Sinergitas Pemerintah dan Relawan

Dalam pertemuan tersebut, Ari Purnomo Adi menyampaikan mimpi besarnya merawat nusantara dan data keberhasilan penanaman. “Kami menanam dari biji di hutan dan merawat dengan cinta. Saat malam hari para relawan memeriksa tanaman tersebut karena diserang hama seperti siput. Bahwa Kediri termasuk satu pusat ficus di Indonesia. Kami usulkan bahwa di kawasan sumber air agar tidak ada aktifitas dan dibuatkan Perda,” ucapnya.
Dikonfirmasi usai pertemuan, Abdul Malik memberikan apresiasi atas keberadaan para pendekar penjaga alam Kediri, dianggap mampu menggerakkan massa. “Sampai terharu saya dari komunitas relawan sendiri jumlahnya banyak. Mereka bukan hanya menanam namun juga merawat tanaman. Bagaimana mereka mencari ilmu pengetahuan telah hilang tentang cara menanam, membuat bibit, membesarkan dan justru ini membantu tugas pemerintah,” tegas Direktur Pengairan Bappenas.
Disampaikan Abdul Malik, bahwa saat ini pemerintah pusat sedang menyusun peraturan tentang sumber daya air. “Mudah-mudahan soal pengelolaan konservasi sumber daya air, kemudian perlindungan mata air bisa merumuskan terobosan dan kebijakan. Terutama yang berbasis hubungan pemerintah dan masyarakat komunitas relawan,” harapnya.
Selama ini, para relawan komunitas fokus pada cagar alam di Alas Simpenan dan Besowo Kepung. “Kami memiliki tiga lokasi induk, di Alas Simpenan, Alas Besowo dan ketiga kebun bibit di Mranggen Purwoasri berada di belakan terminal, kini diubah menjadi zona taman hijau. Kehadiran tim Bappenas ingin mengetahui basis pergerakan masyarakat relawan tanpa dukungan anggaran dari pemerintah,” jelasnya.
Besar harapan relawan ini, bahwa dari 200 jenis tanaman ada di Indonesia, 52 jenis berada di Kediri. “Ini akan kami jadikan nilai edukasi, bagi pelajar, masyarakat dan peneliti. Bisa dijadikan pusat kajian ilmu ficus Indonesia. Bahwa kami mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak untuk terus merawat tanaman ini,” ucapnya.