KEDIRI – Beban hidup dialami Yosep Parera, warga Kelurahan Banjaran Gg 1 Baru terasa makin berat. Dia hanya bisa menangis saat ditemui pada Sabtu (14/08) malam. Seharusnya merasakan berkah kebahagiaan diterimanya atas momongan anak ketiga. Hasil pernikahan dengan Dewi Mariana. Namun saat bersamaan, anak pertamanya harus berurusan dengan pihak Kepolisian.
“Ini tadi baru selesai mengurusi istri saya baru melahirkan di RS DKT. Saat pulang kemudian didatangi beberapa orang dari Intel. Mereka bertujuan meminta keterangan, tentu saja saya kaget. Saat ada kasus penemuan bayi dibuang ke sungai,” ucap Yosep mengaku bersalah dalam mendidik anak.
Yosep pun sebenarnya tidak menaruh curiga meski kemarin sempat melihat ada darah pada kaki anaknya. “Saya kira kan menstruasi saat melihat ada darah di kakinya. Memang jika malam, dia suka makan banyak biasannya masak mie. Kata mamanya, perutnya buncit mungkin karena penyakit Kista. Namun yang saya tahu, hampir setiap malam ada laki-laki datang ke rumah,” ucap laki-laki bekerja serabutan sebagai sopir.
Gejala aneh ini dirasakan sejak tahun kemarin, saat anaknya inisial S ini malas mengerjakan tugas diberikan pihak sekolah. “Dia jarang menggerjakan tugas, sampai guru telepon ke mamanya. Lalu jika ada masalah tidak pernah ngomong. Mungkin anak saya takut karena dalam keadaan hamil,” jelasnya.
Atas kejadian ini, dirinya pasrah sepenuhnya kepada pihak Polres Kediri Kota. Sementara S (19) baru lulus SMA, mengakui perbuatannya telah membuang orok bayi berkelamin laki-laki ini. Dia pun hanya berharap mendapatkan kebijakan atas musibah yang dialaminya. “Saya mengaku salah,” demikan kata-kata kerap diucapkannya.
Jurnalis : Yusril Ihsan Editor : Nanang Priyo Basuki