KEDIRI – Puluhan wartawan peserta pelatihan literasi digelar Bank Indonesia (BI) mendadak mengalami mual dan diare. Diduga peserta tersebut keracunan massal setelah menyantap menu makanan yang dipesan pihak panitia. Sebanyak 30 orang peserta dilarikan ke RSUD Blambangan Banyuwangi, pada Senin dini hari. Romi Juliandri, salah satu wartawan yang juga Ketua IJTI Kediri membenarkan jika dirinya turut mendapatkan perawatan medis bersama wartawan lainnya.
“Saya hanya tamu, wartawan tidak aku saja. Masih ada kurang lebih 119 wartawan lainya se Jatim. Tentunya yang punya gawe BI jatim. Yang menentukan langkah apapun pasti BI jatim. Yang jelas untuk pengobatan biaya rumah sakit ini tadi ditanggung oleh BI jatim. Kebetulan saya dirawat di klinik Rumah Sakit Yasmine. Mohon doanya saja, banyak yang sakit mangsur-mangsur dari Kediri ada 5 orang,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, jajaran Polres Banyuwangi dikabarkan masih melakukan penyelidikan penyebab terjadinya keracunan. Ketua PWI Kediri, Bambang Iswahyudi membenarkan atas kejadian ini dan pihaknya telah berkoordinasi dengan BI Kediri terkait wartawan berasal dari Kediri.
“Ini yang menggelar memang BI Jatim, kemudian BI Kediri dimintai mengirimkan perwakilan wartawan dari masing-masing organisasi. Yang jelas dari PWI, IJTI dan AJI juga turut. Sekarang semua dalam kondisi telah membaik dan dalam perjalanan pulang,” terang Bambang dikonfirmasi Senin sore.
Namun pihak Bank Indonesia melalui kantor perwakilan Kediri sepertinya alergi memberikan penjelasan terhadap wartawan. Kepala BI Kediri, Choirur Rofiq maupun Bagian Humas Ilyas .K, berusaha dikonfirmasi, sepertinya enggan memberikan keterangan.
Alergi terhadap jurnalis ini, tidak hanya kali ini saja, sebelumnya saat terjadi pembobolan rekening nasabah pada salah satu bank milik pemerintah. Justru salah satu staf humas saat ditemui di kantornya, memberikan penjelasan sesuai arahan pimpinannya, agar mengajukan surat resmi bila ingin konfirmasi.
editor : Nanang Priyo Basuki