foto : Anisa Fadila

Gema Salawat Ribuan Warga Mojoroto Pasca Kediri Tidak Kondusif

KEDIRI – Hujan rintik tak menyurutkan langkah ribuan jamaah yang memadati Masjid Al Mukhlishuun, Kelurahan Pojok, Rabu (10/9) malam. Dalam suasana penuh kekhidmatan, lebih dari seribu warga di wilayah Kecamatan Mojoroto dan sekitarnya larut dalam lantunan shalawat serta tausiyah pada Lailatul Ijtima’ Ranting NU. Dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertema “Memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Uswatun Hasanah (Suri Tauladan yang Baik)”.

Rangkaian acara dimulai selepas Salat Maghrib dengan istighosah bersama. Doa-doa terpanjat sebagai ikhtiar spiritual, terlebih di tengah berbagai ujian yang belakangan dirasakan bangsa, termasuk situasi yang sempat mengguncang rasa aman masyarakat Kediri.

Hadir pula Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, yang dalam sambutannya mengajak umat menjadikan Maulid Nabi sebagai momentum refleksi, bukan sekadar perayaan seremonial. Ia menekankan pentingnya menjaga harmoni Kota Kediri agar tidak mudah terprovokasi oleh isu maupun perpecahan, mengingat kota ini sempat diguncang situasi kurang kondusif.

“Rasulullah SAW adalah teladan dalam segala sisi kehidupan—sebagai pemimpin, ayah, pendidik, sekaligus pejuang kebenaran. Di tengah derasnya arus budaya dan tantangan moral, mari kita kembali menjadikan akhlak beliau sebagai pedoman. Dengan begitu, Kota Kediri tetap aman, damai, dan terbebas dari fitnah maupun hoaks,” ujar Vinanda.

Kehangatan acara kian terasa saat KH. M. Yasin Bisri menyampaikan tausiyahnya. Dalam ceramah yang menyejukkan, ia menegaskan bahwa Maulid Nabi bukan sekadar mengenang hari lahir Rasulullah, melainkan membangkitkan semangat untuk meneladani akhlak dan ajarannya.

“Rasulullah membangun peradaban bukan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan akhlak mulia, kesabaran, dan kasih sayang. Jika benar kita mencintai Nabi, maka tunjukkan dengan menjaga kerukunan, kedamaian, dan persaudaraan di lingkungan kita,” pesan KH. Yasin.

Malam itu, lantunan shalawat menggema, doa-doa dipanjatkan, dan suasana kekeluargaan menyelimuti jamaah. Bagi warga, peringatan Maulid Nabi kali ini bukan sekadar tradisi, melainkan sarana mempererat ukhuwah Islamiyah dan meneguhkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sosial.

jurnalis : Anisa Fadila