KEDIRI – Pasca aksi yang dilakukan Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, kemarin. Muncul beragam isu menjadikan mangkrak pembangunan gedung Cakrawala Mandala. Menyikapi hal ini, Rektor UNP Kediri, Zainal Afandi saat dikonfirmasi pasca aksi menjelaskan. Penyebabnya karena faktor permintaan yayasan yang tidak mudah untuk direalisasikan.
“Bulan Juni sebenarnya sudah selesai, tahapan selanjutnya seharusnya Arsitektur dan MEP. Tapi kita mengalami kendala itu. Harus kita bicarakan dengan pihak terkait,” jelasnya.
Kendala yang dimaksud dari sejumlah sumber dari kediritangguh.co, keterkaitan bangunan gedung belum memiliki izin secara penuh. Saat coba konfirmasi ulang, dari penjelasan salah satu resepsionis kampus berada di KH. Ahmad Dahlan Kota Kediri tidak didapat penjelasan. Jika Rektor, Bagian Kemahasiswaan maupun Humas tidak berada di tempat.
Terkait kendala tersebut, salah satu warga minta identitasnya tidak disebutkan membenarkan jika sebelumnya. Warga tinggal di sekitar bangunan ini melakukan penolakan, apalagi hingga melakukan perobohan gapura pada Kelurahan Mojoroto Gang V.
Warga Menyebut Mantan Wali Kota Kediri

Namun karena mendapatkan dukungan dari pihak Kelurahan Mojoroto, bahkan dia menyebutkan nama mantan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, agar mendukung pembangunan UNP. Akhirnya warga mengurungkan niatnya untuk melakukan aksi penolakan.
“Truk besar tidak bisa masuk makanya terpaksa dirubuhkan. Lalu kami dijanjikan diganti yang lebih bagus setelah gedung jadi. Kemarin demo gedung mangkrak, warga sebenarnya juga ingin demo jika pembangunan tidak lanjut bagaimana dengan gapura kita. Waktu itu ada 40 orang warga ketemu Pak Abu (mantan wali kota, red), minta kompensasi, kata Pak Abu diminta ngewangi UNP dan tidak berharap ada kompensasi,” jelasnya.
Selain itu warga juga sejatinya ingin meminta kompensasi kepada UNP karena dalam pembangunan gedung depan, warga terdampak depan gedung mendapatkan kompensasi sebesar Rp. 500 ribu untuk setiap kepala keluarga
“Warga juga ingin mendapatkan tapi sampai sekarang belum ada kompensasi jadi sekarang istilahnya masih grundel. Kami bimbang, karena hadirnya UNP di sisi lain juga berdampak bagus terhadap ekonomi,” tambah nya.
Sementara Lurah Mojoroto, Achmad Koharudin saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu. Jika kemarin terdapat demo gedung mangkrak dan dia juga mengaku lupa terkait bangunan tersebut terkait izin lingkungan.
“Namun kami sebagai pemangku wilayah berharap tidak terjadi masalah. Karena UNP ini berdampak positif bagi masyarakat selama ini baik secara ekonomi maupun pengembangan sumber daya manusia,” terangnya.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan