KEDIRI – Pernyataan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Antox Prapungka, berjanji akan membongkar proyek pembangunan Stadion Gelora Daha Jayati. Diduga pihak Pemerintah Kabupaten Kediri bekerjasama dengan perusahaan tak berijin, berimbas dari tindakan tegas dilakukan Satpol PP hari ini (26/09).
Disampaikan plt. Kasatpol PP Kabupaten Kediri, Agoeng Nugroho, dihadapan para jurnalis. Bahwa PT. Terate Jaya Mix beralamatkan di Ngasem akan melakukan relokasi ke wilayah Krian Surabaya mulai hari ini.
Dijelaskan Agoeng, awalnya perusahaan ini meminta waktu selama 30 hari lalu setelah dilakukan rapat dengan sejumlah satuan kerja terkait disepakati diberi waktu 14 hari.
“Surat pengajuan dia saya tidak lanjuti dengan semua tim, ada tujuh dinas terkait. Hasil keputusan tim, pengajuan dia 30 hari kita setujui hanya 14 hari, untuk merelokasi,” jelas plt. Kasatpol PP.
Kasatpol PP : Kasus Limpahkan Satreskrim

Perusahaan tidak berizin ini sudah tidak melakukan produksi semen, akan tetapi hanya menyalakan mesin. Agar sisa sisa bahan baku sebanyak 8 ribu ton bisa dikeluarkan dari alat, kemudian alat berat tersebut dibongkar.
“Selama proses relokasi dia ada yang namanya bahan baku. 8 ribu ton di silo atau tabung yang besar. Itu harus dikeluarkan, kalau tidak dia tidak bisa membongkar mesin-mesinnya. Karena dia benda padat yang harus dipanaskan dan dicairkan,” imbuhnya.
Selanjutnya, proses relokasi perusahaan ilegal ini rencananya akan dibawa ke Krian Surabaya. Dalam proses relokasi, tentunya menimbulkan debu yang dihasilkan oleh eskalator untuk mengeruk material atau bahan bahan baku.
“Proses inipun menimbulkan debu karena dia menggunakan eskavator, kan tidak mungkin kalau manual. Kasus ini juga sudah saya limpahkan ke Satreskrim Polres Kediri agar ditindaklanjuti secara hukum pidana,” jelasnya.
PT. Teratai Mekar Mix melalui Dwi Purwoko selaku manager operasional membenarkan jika mulai hari telah mulai membersihkan seluruh peralatanan dipindahkan ke lokasi baru di Krian. “Kita sudah tutup per bulan kemarin dan kita hanya menghabiskan sisa semen untuk di bawa keluar,”
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki