KEDIRI – Dalam Rangkaian Hari Jadi Kabupaten Kediri yang ke 1220. Pemerintah Kabupaten Kediri bekerjasama dengan Tosan Aji dan Panji Jayabaya bertempat di Pendopo Panjalu Jayati. Selama dua hari, dimulai Sabtu (25/05) dengan menggelar pameran keris.
Tentunya, ini merupakan salah satu langkah melestarikan budaya dan komitmen Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dalam mewujudkan Kediri Berbudaya. Disampaikan Adi Swignyo selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sejumlah acara kebudayaan tradisional telah diselenggarakan dalam rangkaian hari jadi.
“Salah satu seni yang paling hebat dan paling digandrungi ialah keris ini. Harapannya Mas Bupati, diadakan setiap tahun dan bisa menjadi lebih besar. Selain itu situs – situs juga kita akan kelola sedemikian rupa, agar bisa menjadi destinasi wisata” jelas Adi Suwignyo.
Disampaikan Imam Mubarrok selaku Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4), bahwa keris memiliki falsafah yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri sehingga menggandeng paguyuban keris yang ada di Kediri. Acara ini untuk menunjukkan dan mengedukasi terkait peninggalan masa lalu. Yang paling utama, pesan yang dikandung dari masing-masing keris. Jadi mereka punya makna filosofi tersendiri,” terang Imam Mubarrok.
Ada beberapa jenis keris yang dipajang di dalam pagelaran ini. Keris yang dipajang didominasi zaman kerajaan Majapahit, Singosari dan Mataram.
Salah satu pengunjung terlihat antusias melihat sejumlah keris. Abdul Rozak, warga Grogol mengaku memburu keris kuno dan tentunya dengan harga tidak merobek kantong.
“Awalnya mau lihat lihat kalau ada yang cocok nanti diambil. Mungkin ini hari pertama kalau misalnya ada yang cocok besok bisa beli semisal tidak didahului oleh orang lain. Kriteria yang dicari itu sepuh pulen, intinya kalau dilihat menyenangkan dan tidak terlalu muluk-muluk ada kodamnya atau tidak. Satu lagi yang terpenting harganya murah,” jelas Abdul.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki