Transformasi Program City Tourisme, Kadisbudparpora; Nafas Baru Wisata Kota Tua

Bagikan Berita :

KEDIRI – Kota Kediri, yang dikenal sebagai salah satu kota tertua di Jawa Timur, kini menapaki lembaran baru dalam sejarahnya. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Vinanda Prameswati, lahirlah Program City Tourisme, sebuah terobosan yang dirancang untuk menjadikan Kediri sebagai destinasi wisata unggulan.

Langkah ini pertama kali digaungkan oleh Bambang Priambodo, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, dalam rapat perdana usai dirinya dilantik. Uniknya, rapat tersebut tak berlangsung di ruang kerja resmi, melainkan di mushola sederhana di halaman belakang kantor.

Sebelum rapat dimulai, adzan Dhuhur menggema, mengundang para staf untuk melaksanakan salat berjamaah. Bambang sendiri yang menjadi imam. Seusai doa penutup, ia langsung mengambil alih forum, memimpin rapat dengan penuh tekad.

“Program ini dirancang untuk meningkatkan daya tarik wisata, memperkenalkan budaya lokal, sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif. Dengan dukungan penuh Mbak Wali, Kediri akan tampil dengan wajah baru: kota sejarah yang berpadu dengan budaya, alam, dan wisata modern,” ujarnya, Rabu (01/10).

Dari Kota Perdagangan ke Destinasi Wisata Berkelas

Bambang Priambodo sebagai imam Salat Dhuhur berjamaah

Bambang menegaskan bahwa Kediri tak lagi sekadar dikenal sebagai kota perdagangan dan industri, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang siap bersaing secara nasional bahkan internasional.

Serangkaian agenda besar telah dipersiapkan, termasuk perayaan Hari Jadi Kota Kediri yang akan berlangsung hingga Desember. Rangkaian acara ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan, sekaligus menjadi etalase kekayaan budaya Kediri.

Sebagai gebrakan awal, Bambang bersama staf dan komunitas lokal akan menggelar kerja bakti membersihkan lingkungan kantor Disbudparpora, yang dilanjutkan dengan pentas seni jaranan pada Jumat siang.

“Selepas Salat Jumat, halaman depan kantor akan berubah menjadi panggung budaya terbuka pentas jaranan. Ini bukan sekadar hiburan, tetapi bentuk penghormatan pada seni tradisi Kediri. Pertunjukkan ini terbuka untuk umum, kami persembahkan untuk warga Kota Kediri,” jelasnya.

Visi Besar: City Tourisme sebagai Motor Ekonomi

Dalam rapat perdananya, Bambang menekankan pentingnya program ini sebagai bagian dari pembangunan jangka panjang. Menurutnya, City Tourisme bukan sekadar proyek wisata, melainkan strategi besar untuk menggerakkan ekonomi kreatif, memberdayakan UMKM, dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Gambaran kami, paket wisata kota akan dikembangkan secara terintegrasi, infrastruktur diperkuat, dan masyarakat lokal diberdayakan sebagai pelaku utama pariwisata,” ungkapnya.

Dengan visi itu, Kediri diarahkan untuk tampil sebagai destinasi wisata berkelas nasional yang tetap berpijak pada nilai budaya, sejarah, dan kelestarian lingkungan.

Destinasi Unggulan: Religi, Alam, Modern, dan Edukasi

Untuk menyukseskan program ini, Pemerintah Kota Kediri memprioritaskan sejumlah destinasi unggulan:

  • Wisata Religi: Makam Sunan Kediri, pusat ziarah spiritual yang setiap tahun ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

  • Wisata Alam: Gunung Klotok dengan pesona pendakiannya dan Sungai Brantas yang dikembangkan sebagai wisata air sekaligus edukasi lingkungan.

  • Wisata Modern: Event Kediri Night Carnival serta Kediri Eco Park sebagai ruang hijau modern dan pusat rekreasi keluarga.

  • Wisata Edukasi: Museum di kawasan Goa Selomangleng serta Kampung Inggris Pare yang sudah mendunia sebagai pusat belajar bahasa.

“Destinasi ini akan dikemas dalam paket wisata yang menarik, sehingga wisatawan bisa menikmati Kediri dari berbagai sisi: religi, alam, budaya, hingga modern,” terang Bambang.

Napas Baru Wisata

Pemilihan mushola sebagai tempat rapat perdana Bambang juga menjadi simbol: program ini dimulai dengan semangat kebersamaan, doa, dan pengabdian. Ia menegaskan bahwa dirinya ingin memberi contoh nyata sejak hari pertama menjabat.

Dengan program City Tourisme, Kediri diharapkan tidak hanya menjadi kota tujuan, tetapi juga ruang hidup yang memberi pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan.

“Ini adalah ikhtiar kita bersama. Kediri harus hadir sebagai kota yang memikat, sekaligus mampu menjaga warisan budaya dan alamnya. City Tourisme adalah langkah awal menuju masa depan itu,” pungkas Bambang. (*)

Bagikan Berita :