KEDIRI – Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Dodi Purwanto tanpa sadar meneteskan air mata saat disela makan bersama dengan sedikitnya 48 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Saat ini dalam perawatan medis di Sangar Baitul Latifa, berada di Desa Susuh Bango Kecamatan Ringginrejo. Bahkan saat dirinya hendak pulang, sejumlah orang menghantarkannya hingga di halaman dan beberapanya terlihat menangis.
Pemandangan ini terlihat saat Dodi Purwanto mendapat kabar jika terdapat satu keluarga memiliki kepedulian terkait penyembuhan ODGJ. Setelah mendapatkan kepastian, akhirnya pada Senin malam mendatangi sanggar milik Roikan.
“Melihat saudara-saudara kita yang berada di Sanggar Baitul Latifa, makan dengan lahap. Membuat saya tanpa sadar menitikkan air mata. Namun saya haruskan katakan secara khusus memberikan apresiasi kepada Pak Roikan beserta keluarga. Telah mendedikasikan hidupnya mendampingi, membimbing dan menyembuhkan saudara-saudara kita memiliki masalah kejiwaan,” terangnya saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Kediri.
Dodi Banteng : Salut
Dodi Banteng demikian sapaan akrabnya, mendapatkan penjelasan langsung dari Roikan, mulai proses perawatan hingga biaya yang harus ditanggung. “Banyak yang saya bicarakan dalam pertemuan kemarin. Terkait awal berdirinya sanggar, teknis penyembuhan, suka duka menangani pasien dan support anggarannya serta aspirasi yang perlu disampaikan kepada kami,” terangnya.
Pertemuan pun dilanjutkan makan bersama, Dodi Banteng yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri, menyempatkan diri membawa bungkusan kotak makanan. Tanpa risih, dia pun duduk bersama terlihat saling sapa disela-sela makan.
“Anggaran yang dikeluarkan selama ini dari kantong pribadi Pak Roikan dan dibantu Dinas Sosial Kabupaten Kediri. Banyak yang sudah sembuh dan kembali ke keluarga masing-masing. Yang tidak punya keluarga, tetap di situ membantu mengurus pasien yang belum bisa mandiri atau belum sembuh,” paparnya.
Dodi Banteng pun mengaku salut atas sistem metode penyembuhan di Sanggar Baitul Latifa. Dengan menggabungkan unsur medis serta melakukan pendekatan secara batin.
Editor : Nanang Priyo Basuki