PORTO – Jelang Digelarnya final Liga Champions mempertemukan Manchester City menghadapi Chelsea di Estadio do Dragao, Porto, Minggu (30/5/2021) pukul 02.00 WIB. Meski kantongi catatan buruk berdasarkan dua pertemuan terakhir, selalu kalah dari The Blues. Namun banyak pihak melihat sosok pelatih Pep Guardiola memiliki keistimewaan membawa timnya juara,
City berturut-turut dikalahkan The Blues di semifinal Piala FA pada April lalu dengan skor 0-1 dan di Premier League dengan skor 1-2 pada awal Mei. “Kami harus menderita untuk menang. Akan menyenangkan kalau tidak harus sampai begitu, tapi itu tidak mungkin,” ujar Guardiola seperti dilansir Guardian, jelang final Liga Champions.
“Seringnya di final Anda harus menderita, menyesuaikan permainan, jadi kami harus mencoba jadi diri sendiri dan main bagus. Kadang Anda harus main dengan satu cara dan harus beradaptasi dengan situasi,” imbuhnya. Guardiola juga menyadari setiap pemain akan menghadapi tekanan cara berbeda-beda.
“Beberapa pemain ke lapangan dan merasakan tekanan lebih besar dan ketegangan. Mereka yang lebih baik masih bisa kesulitan, tapi Anda harus mengatasinya. Mereka yang menderita, akan menderita,” katanya. Manchester City akan menghadapi final Liga Champions pertamanya. Guardiola mewanti-wanti timnya harus siap banting tulang jika ingin mengukir sejarah.
City untuk pertama kalinya akan tampil di final Liga Champions. Sebelumnya, pencapaian terbaik City di Liga Champions adalah semifinal pada 2015/2016. Jika ditarik lebih jauh, ini juga akan jadi final pertama City di kompetisi besar Eropa dalam 51 tahun. Kali terakhir The Citizens berlaga di final kompetisi Eropa adalah di Piala Winners 1970. (dum)