KEDIRI – Deklarasi dukungan dari komunitas disabilitas Kabupaten Kediri kepada calon Bupati Hanindito Himawan Pramana berlangsung di salah satu cafe, Kamis (21/11). Acara yang melibatkan berbagai komunitas seperti Disabilitas Kediri Tangguh (DIKTA ), Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK), Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) dan Persatuan Penyandang Disabilitas Kabupaten Kediri Nasional (PPDKN).
Acara digelar untuk memperkuat solidaritas sekaligus menyampaikan harapan dari komunitas disabilitas kepada pemimpin masa depan. Hanindito Himawan Pramana, atau akrab disapa Mas Dhito, mendapatkan sambutan hangat dari para peserta. Dalam dialognya, Mas Dhito sapaan akrabnya, memberikan perhatian khusus pada aspirasi dan kebutuhan komunitas disabilitas di Kabupaten Kediri.
“Yang pertama saya akan mencoba mengganti diksi disable menjadi difabel atau different ability. ke depan, kita dorong teman-teman difabel untuk mandiri secara ekonomi, salah satunya melalui pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelas Mas Dhito.
Wujudkan Rumah Inklusif

Ia juga menegaskan pentingnya membangun Rumah Inklusif, sebuah fasilitas yang dirancang untuk membantu komunitas disabilitas.
“Rumah inklusif ini akan menjadi pusat kegiatan, tempat mereka bisa mendapatkan dukungan, pelatihan, hingga akses pekerjaan,” tambahnya.
Mas Dhito turut menyoroti isu bullying yang kerap dialami anak-anak difabel. Ia berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mendampingi anak-anak difabel.
“Pendidikan adalah hak dasar, bullying terhadap anak-anak difabel tidak boleh lagi terjadi. Ini akan menjadi fokus utama pemerintah ke depan,” tegasnya.
Sementara itu, Nabila, salah satu peserta tuna rungu, mengungkapkan kesan mendalamnya setelah berdialog langsung dengan Mas Dhito.
“Tadi saya bilang ingin kuliah tahun depan, dan Mas Dhito bilang jadi atau tidak jadi Bupati, saya akan diberi beasiswa. Saya merasa sangat didukung, apalagi beliau menyemangati saya untuk mengejar cita-cita menjadi guru atau dosen,” ujarnya.
Nabila juga mengungkapkan tantangan yang dihadapinya, mulai dari kurangnya dukungan dari pihak sekolah hingga ketimpangan dalam pemberian bantuan pemerintah.
“Semua disabilitas seharusnya punya hak yang sama, tidak disangkutpautkan dengan penghasilan orang tua. Saya berharap Mas Dhito bisa memperjuangkan hak-hak kami,” harapnya.
Di mata Nabila, Mas Dhito adalah sosok yang tegas, peduli, dan rendah hati.
“Mas Dhito menyemangati saya untuk kuliah, bahkan bercita-cita menjadi dosen. Beliau membuat saya merasa punya harapan,” tambahnya dengan mata berbinar.
jurnalis : Muhamad Dastian Yusuf editor : Nanang Priyo Basuki